Kamis, 10 Agustus 2017

Kisah Nyata Cerita Cinta Wanita Selingkuh



Suamiku tertidur di sebelahku, aku mengamati dan memandangnya… Ya Allah aku telah banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu… Ya Allah betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti ini…

Pembaca.. kisahku ini dimulai ketika aku diterima menjadi seorang karyawati di sebuah perusahaan swasta di sebuah kota di Kalimantan. Belum lama aku bekerja di perusahaan tersebut tepatnya baru 5 bulan, bosku memperkenalkan aku dengan sahabatnya.

Sahabat bosku ganteng, kaya, dewasa, pekerjaannya pun mapan, jika dibandingkan dengan pacarku atau lebih tepatnya bisa dibilang suamiku karena kita diam-diam sudah menikah sirih, tetapi perusahaan tidak pernah tahu kalau aku sudah menikah karena masa dinas yang tidak memperbolehkan karyawan menikah sebelum satu tahun bekerja. Suamiku hanya seorang admin di sebuah perusahaan asuransi dan masih menyelesaikan kuliahnya, jika dibandingkan dengan sahabat bosku yang sudah mapan, kaya, dan ganteng itu sungguh sangat jauh berbeda.

Awalnya aku menolak menerima cinta sahabat bosku tersebut, dengan menangis-nangis dia memohon agar aku mau menerima cintanya. Tapi memang awalnya aku belum tertarik padanya, aku merasa tahu diri bahwa aku sudah bersuami dan aku sangat mencintai suamiku itu, dengan membayangkan masa-masa dulu bahagia dengan cinta yang kami bina.

Tetapi dengan penuh cinta, sahabat bosku tersebut berusaha terus mendekatiku. Dia menelpon, sms, menghubungiku melalui Facebook, dan dengan cara-cara lainnya. Meskipun dia jauh di Jakarta, tetapi tidak memupuskan semangatnya untuk mengejarku. Tanpa disadari aku mulai kehilangan dia ketika dia sehari saja tak menghubungiku, aku merindukannya ketika sejam saja dia terlambat menanyakan aku apa sudah makan siang atau belum, aku merasa nyaman dengan kedewasaanya, kasih sayangnya, dan semua perlakuannya kepadaku.


Pada suatu hari kami bersepakat untuk bertemu, dia bela-belain ke Kalimantan hanya untuk menemuiku. Dia utarakan niatnya untuk memperistriku tapi karena aku juga mulai mencintainya akupun berniat memilihnya untuk menjadi suamiku yang sebenarnya. Aku berniat untuk meminta cerai talak kepada suamiku yang sekarang. Tapi karena aku tahu bahwa aku sudah tidak perawan karena aku sudah menikah sirih dengan suamiku yang sekarang. Kuceritakan kondisi diriku yang sebenarnya kepada sahabat bosku tersebut.

Dia menangis seolah tidak terima bahwa seseorang yang sangat dicintainya dan dipilih untuk menjadi istrinya tidak sesuai dengan kriteria dirinya dan keluarganya. Dia bilang kalau dia pribadi bisa menerima aku apa adanya karena dia sangat mencintaiku, tapi untuk memperkenalkan aku kepada keluarganya dia bilang belum bisa dan belum sanggup melakukannya.

Dia tak tahu apakah keluarganya mau menerimaku atau tidak jika calon menantunya adalah seorang janda. Karena di dalam keluarganya harga diri, nama baik, status sosial, bibit, bebet, dan bobot adalah sangat menjadi pertimbangan.

Aku sangat kecewa dengannya, aku berusaha melupakannya setelah pertemuan itu, tetapi tidak kusangka dia tetap menelponku meski dia tahu bahwa aku tidak seperti yang dia mau. Dia tetap berusaha menjaga hubungan cinta kami. Lama kelamaan aku menyadari bahwa dia memang benar-benar mencintaiku. Aku tidak pernah merasakan cinta seperti dia mencintaiku, mengagumiku. Aku merasa menjadi wanita yang paling cantik dan sempurna di dunia karena dicintai seseorang pria dewasa seperti dia.

Akhirnya kita tetap berhubungan, tak ayal berhubungan badanpun sudah menjadi suatu kebutuhan dan sebuah ungkapan untuk kami melepas rindu. Meski jarak memisahkan kami tetapi tidak memupuskan semangat kami untuk memadu cinta. Sebulan sekali kami pasti bertemu, entah dia yang ke Kalimantan atau aku yang ke Jakarta hanya untuk menemuinya. Meski aku harus berbohong kepada keluarga besarku dan suamiku soal seringnya aku harus keluar kota. Aku selalu membuat alasan kalau aku mendapat tugas dinas keluar kota dari kantor. Dengan penuh kesabaran suamiku selalu mengantarkan aku ke bandara jika aku mau ke jakarta dan menjeputku lagi di bandara saat aku kembali ke Kalimantan.

Hari demi hari, bulan demi bulan pun berlalu, kami terus memadu kasih melalui dunia maya, handpone dan sebagainya. Suatu hari keluargaku berniat menikahkan aku secara resmi dengan suamiku, aku bingung harus berbuat apa. Sedangkan aku sudah tidak mencintainya lagi, semua sudah pudar seiring berjalannya waktu. Tetapi aku pun tidak pernah mendapat kepastian dari sahabat bosku itu tentang hubungan kami.

Hubunganku dengan sahabat bosku yang tidak tahu kemana akan dibawa membuatku berpikir dua kali. Sampai kapan aku terus mengharapkannya, sedangkan dia seolah lebih mencintai keluarganya dibanding aku. Meskipun dia rela melakukan apa saja untukku tapi tidak untuk menentang keluarganya demi aku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menjalani pernikahan resmiku bersama suamiku. Meski cintaku kepadanya sudah tidak seperti dahulu lagi tapi aku tidak ada pilihan lain. Daripada aku menunggu selikuhanku yang tidak pernah ada kepastian. Dan akhirnya aku pun menikah resmi.

Sahabat bosku itu terus menelponku dan menangis, dia merasa dia juga tidak bisa berbuat apa-apa atas kehidupannya bersamaku. Tapi entah mengapa aku merasa nyaman, tenang, dan bahagia atas pernikahan resmiku bersama suamiku. Meski cintaku tidak lagi sepenuhnya seperti dahulu.

Hari demi hari aku lalui dengan berusaha menjadi ibu rumah tangga yang baik di depan suamiku meski aku tidak setia kepadanya. Hubunganku dengan selingkuhanku pun terus berlanjut, tak berbeda dengan sebelum aku menikah kami tetap saling mengunjungi entah aku ke Jakarta atau dia yang ke kalimantan. Dia tetap mencintaiku seperti dulu, tidak berubah. Dia tetap mengagumiku, memujaku seperti dulu, bahkan kami sempat untuk berencana memiliki anak. Kami terus berusaha untuk bisa segera punya anak, sama seperti suamiku yang ingin segera memiliki anak dari pernikahan kami.

Satu bulan, dua bulan, akhirnya bulan keempat pun tiba. Aku merasa tidak mendapatkan haid di bulan itu. Seminggu setelahnya aku periksa kedokter ternyata hasilnya positif, iya aku hamil. Meski aku belum tahu anak siapa yang aku kandung tapi berita ini membuat kedua laki-laki yang sama-sama mencintaiku itu sangat bahagia.

Tapi entah kenapa aku tidak yakin kalau ini anak selingkuhanku, karena dilihat dari frekuwensi kami bertemu hanya sebulan sekali, meski setiap kali kami bertemu kami pasti berhubungan badan. Pernah suatu hari selingkuhanku menanyakan kepastian siapa bapak dari anak yang aku kandung, tapi aku meyakinkan dia bahwa untuk tidak terlalu berharap karena menurutku labih baik dia kecewa sekarang daripada nanti setelah aku melahirkan, dia lebih kecewa lagi ketika dia tahu bahwa si kecil ngga mirip dia.

Hari ke hari, bulan ke bulan, sampe akhirnya tiba waktu aku melahirkan. Suamiku yang setia menungguiku dari awal aku merasa kesakitan sampai saatnya aku bertaruh nyawa melahirkan anakku, anakku yang aku belum tahu siapa bapaknya. Dari pagi sampai pagi lagi suamiku dengan sabar mendampingiku, memberiku support dan semangat. Sampai dia tertidur di sebelahku, aku mengamatinya dan memandangnya ya Allah aku telah banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu. Seandainya dia tahu perbuatanku yang sangat bejat ini mungkin dia tidak akan pernah mau melihat mukaku lagi dan mungkin aku akan kehilangan laki-laki yang sangat setia dan baik ini.

Rasa ibaku muncul, tiba-tiba aku ingat masa-masa dulu aku bersamanya merajut cinta. Susah senang kami jalani bersama tanpa mengeluh. Cintaku kembali bersemi untuk suamiku, rasa iba itu membawaku kembali mencintainya, menyayanginya, ya Allah betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti itu. Ternyata aku sadari bahwa masih ada setitik rasa cinta untuk suamiku.

Akhirnya aku pun melahirkan buah hatiku, yang banyak orang menantinya. Dia cantik, putih bersih, mungil. Wajahnya mirip sekali denganku, tetapi bentuk tubuhnya mirip sekali dengan ayahnya, ya! Ayahnya yang tegap, tinggi besar, dan bertulang besar, dia adalah suamiku. Suamiku yang sah yang akupun mulai mencintainya lagi, menyayanginya. Ternyata bapak dari anakku adalah suamiku yang sah, entah kenapa pula aku sangat bahagia mengetahui bahwa ayah kandung dari anakku adalah suamiku sendiri, suami yang sah, yang aku khianati sejak lama.

Akupun menelpon selingkuhanku untuk memberi tahu kabar baik ini kepadanya, meski belum tentu ini adalah kabar menggembirakan buat dia. Setelah kuberi tahu, dia seolah sudah siap atas segala kemungkinan yang akan terjadi, kemungkinan bahwa si mungil cantikku itu bukanlah keturunanya. Kami sempat berkomunikasi melalui video call di rumah sakit, dan akupun menunjukkan si kecil padanya.

Dia tetap bahagia meski dia tahu bahwa anakku bukan darah dagingnya. dia selalu menanyakan kabar anakku setiap dia menelponku. Dia juga ikut cemas jika si kecil sakit. Bahkan dia mengirimkan kado istimewa untuk si kecil. Aku tidak pernah tahu terbuat dari apakah cintanya buatku. Seperti apapun kondisiku dia tetap mencintaiku dan memujaku.

Tapi aku kini telah sadar, aku mulai mencintai suamiku lagi, mulai menyayanginya lagi. Dan aku pun mulai jarang menghubungi selingkuhanku. Tapi meski begitu dia tidak pernah putus asa untuk selalu menjalin hubungan baik denganku. Baginya meskipun dia tidak bisa memilikiku paling tidak dia tetap bisa berteman denganku, tahu kabarku. Bahkan dia mengirimkan uang untuk kado si kecil. Membelikan boneka saat dia ke kotaku di kalimantan. Aku sangat menghargai cintanya buatku, tapi aku sadar bahwa aku sudah bersuami dan bahkan sekarang ada si kecil yang selalu membuatku sadar akan kodratku dan statusku.

Aku menyanyangimu Suamiku.. meski di hatiku sudah terbagi dengan yang lain meski secuil. Maafkan aku, tapi aku berjanji aku tidak akan meninggalkan kalian suamiku dan anakku, kalian tetap nomor satu bagiku. Aku mencintai kalian, kalian adalah semangat hidupku.

Kamis, 11 Mei 2017

Cerita Eksibisionis Esther : 3 Eksib di Rumah

Hari itu, minggu pagi, pertengahan bulan Maret.
Seperti biasa kalau hari minggu, aku bangun agak siang, bermalas2an sedikit sampai sinar matahari menembus masuk dari sela – sela tirai kamarku.
Sepi sekali suasana rumah, ayah dan ibu ku kemarin malam sudah berpamitan pergi pagi – pagi sekali karena ada acara di luar kota. Jadi praktis sekarang tinggal aku dan Pak Sugi, pembantuku yang sudah tua itu yang tinggal di rumah.
Huuff .. malas banget rasanya .. nggak ada rencana kemana2 sih, jadinya bakal bosen nih seharian di rumah. Aku lirik jarum jam sudah naik ke angka 10, jadi sudah agak siang .. pantesan mata sudah nggak mau lagi di ajak merem, batinku, ya udah deh .. mandi aja, siapa tahu agak segar ..
Masuk di kamar mandi aku langsung melepas semua pakaianku sampai telanjang bulat, lalu menghadap washtafel untuk gosok gigi.
Sekilas aku perhatikan sebentar bayanganku di cermin besar di belakang washtafel, cermin itu cukup besar ukurannya, walaupun tidak full body, jadi tubuhku bisa terlihat sampai sebatas pinggang.
Mm .. kalau baru bangun tidur begini keliatan cute banget wajahku .. hihi .. jadi ge –er .. tapi memang tanpa bedak dan lipstik, plus rambutku yang agak berantakan gini malah membuat wajahku yang bebas jerawat ini jadi kelihtatan natural ..
Sedikit di bawah wajah .. biasanya orang akan langsung memperhatikan jack pot – nya. Apalagi kalau bukan buah dada ku yang putih dan bulat .. dengan ukuran 34B .. sepasang bukit kebanggaanku ini memang selalu menjadi sasaran lirikan cowok2 yang dekat denganku. Melihat tubuh atasku yang telanjang gini nggak terasa aku tersenyum senyum sendiri .. inget pengalaman2 eksib ku beberapa minggu yang lalu .. mm udah berapa orang ya yang beruntung melihat tubuhku ? ..
Ada Iwan .. Bapak2 yang diangkot .. Anto .. eh gimana kabar Anto ya ?
Nggak pernah kelihatan lagi anak itu, padahal pengalaman paling seru ku sejauh ini ya sama dia .. hot banget orgasme-nya waktu itu .. hihi ..
.. eh .. kok jadi geli2 ya vagina ku rasanya .. baru ingat kejadian sama Anto aja udah mulai basah gini nih .. ya ampun .. ya udah deh .. langsung mandi aja biar agak dinginan .. masa pagi2 udah masturbasi .. maniak banget kayanya ..
Aku lalu bergegas masuk ke bawah shower dan menyalakan air panas... tapi bukannya air panas yang keluar .. malah air dingin .. brr .. aduh .. gimana sih .. masa habis lagi gas – nya .. gerutuku sambil bergegas mematikan lagi kran airnya .. musti panggil Pak Sugi nih .. batinku sambil mencari2 handuk untuk membungkus tubuhku.
Eh .. kayanya jadi moment asyik buat eksib lagi nih .. mendadak saja ide nakal muncul di pikiranku.
Pak Sugi kan sudah lama banget kerja bersama keluargaku .. seingatku sejak aku SD dia sudah bantu2 di sini. Dulu sih .. biasa banget aku mandi bareng dia .. dimandiin, dipakaiin baju .. tapi semenjak SMP pertengahan kayanya kebiasaan itu sudah berhenti dengan sendirinya .. ya iyalah .. pertengahan SMP kan dadaku udah mulai nonjol .. hihi.
Jadi penasaran gimana reaksinya kalau lihat aku telanjang sekarang ..
Mm .. tapi nggak boleh vulgar ah .. ntar jantungan dia ..
Kayanya handuk kecil dulu cukuplah .. selanjutnya lihat nanti.
“ Pak Sugiii .. “ Teriakku segera, karena rumah kosong jadi suaraku terdengar bergema sekali sampai ke lantai bawah. .. “ Pak Suuggiii .. “
“ Iya Nooonn .. “ Segera saja suara cempreng itu terdengar menyahut dari bawah ...
Aku tersenyum kecil sambil menahan debar2 didadaku, pintu kamar aku buka sedikit, sekedar supaya aku bisa mengeluarkan kepalaku dari sela2nya.
Tidak lama langkah kaki Pak Sugi segera terdengar mendekat.
“ Iya Non .. “ Tanyanya sopan.
“ Air panasnya nggak keluar Pak .. Esther mau mandi nih ..”
“ Baik Non .. Pak Sugi cek dulu ya .. “ Jawabnya sigap.
“Iya .. cepat ya Pak .. keburu dingin nih .. “ Jawabku sambil membuka pintu kamarku lebih lebar. Orang tua itu segera menyelinap masuk, lalu berjalan cepat2 ke kamar mandi.
Hhuuh .. dasar .. dia melirikku pun tidak .. padahal aku cuma menutupkan handuk kecil saja ke depan tubuhku, menutup dada sampai pahaku dari depan .. coba kalau dia melirik saja pasti dia bisa melihat tubuh telanjangku dari samping atau belakang.
Aku berjalan mengikuti Pak Sugi yang langsung menuju ke mesin water heater di sudut kamar mandi sambil masih memegang handukku di depan dada.
“ mm .. kayanya masih banyak tuh gas – nya non .. mungkin pipa2nya ya .. “ Dia bergumam sendiri sambil mengetuk2 saluran pipa di bawah mesin tersebut, “ Non .. saya ambil kunci pas dulu di bawah ya .. “ Pamitnya lagi sambil berbalik memandangku.
“Iya Pak, cepetan ya ... keburu dingin nih .. “ Jawabku pelan sambil berlagak sewajarnya. Padahal jantungku rasanya sudah mau melompat keluar waktu Pak Sugi memandangiku dengan sedikit heran. Agaknya dia mulai menyadari kalau saat ini tubuhku hanya tertutup handuk kecil saja yang aku pegangi di depan dada.
“Eh .. iya non .. Non Esther nggak pakai baju dulu saja ? .. khawatirnya agak lama nanti .. “ Katanya sambil masih memandangiku. Bukan main orang ini .. batinku .. padahal dari tempatnya berdiri sekarang sudah pasti dia bisa melihat tubuh sampingku yang telanjang .. minimal paha mulusku yang terbuka sampai lebih setengahnya ini .. masa sih nggak pengen ngelihat lebih banyak. Batinku penasaran.
“ Nanggung Pak .. sudah terlanjur telanjang juga .. Esther tunggu deh .. makanya jangan lama2 ya Pak “ Jawabku cepat. Sengaja aku tekankan kata telanjang-nya supaya dia sadar betul kalau aku memang betul – betul tidak berpakaian.
“ I .. iya Non .. sebentar ya .. “ Jawabnya masih sedikit ragu .. lalu cepat2 dia berjalan keluar dari kamar mandi.
Agak lama juga dia pergi, awalnya aku menunggu sambil duduk di kloset, tetapi aku pikir mungkin lebih seru kalau aku menunggu di depan water heater ya .. jadi waktu dia datang nanti kan bisa kelihatan semua tubuh telanjangku dari belakang .. hihi ..
“ Non .. eh .. “ Baru saja aku berdiri di depan water heater, pintu kamar mandiku sudah terbuka lagi .. aku segera berbalik dan agak geli juga melihat Pak Sugik berdiri di depan pintu dengan mulut terbuka begitu. Agaknya betul – betul kaget dia melihat tubuhku yang full bugil dari belakang.
“ Iya Pak .. cepet beresin deh .. biar nggak keburu masuk angin Esther .. “ Sahutku cepat, menyadarkan dia yang masih melongo di depan pintu.
“ Iya Non .. “ Jawabnya gugup .. aku lihat agak gemetar dia waktu mulai memperbaiki saluran2 pipa di sekitar water heater. Mungkin baru nyadar dia kalau didekatnya sekarang ada cewek cantik yang telanjang bulat hanya tertutup selembar kain tipis di depannya. Agak lama dia bekerja di sana, mengendorkan pipa di sana, lalu memasang lagi dan mencoba membuka pipa yang lain. Aku diam saja memperhatikan dia bekerja sambil menunggu kesempatan lagi untuk melakukan final eksibisiku.
Nah akhirnya kesempatan itu datang waktu dia terlihat sedikit kesulitan untuk memasang kembali pipa air panas yang sudah dilepasnya. Sambungan pipa itu harus dipegang dengan dua tangan supaya bisa dikencangkan dengan baik. Aku perhatikan saja dia tampak beberapa kali mencoba memposisikan sambungan pipa tersebut tapi selalu bergeser kembali setiap kali dia mengencangkannya.
“ Perlu dibantu ya Pak ? .. “ tanyaku basa basi sambil berjalan mendekat.
“ Eh .. i iya Non ... maaf ya .. soalnya sambungannya harus pas bener posisinya baru bisa dikerasin .. “ Jawabnya ragu – ragu.
“ Ya udah .. sini Esther yang pegangin Pak .. “ Jawabku, lalu sambil berusaha untuk tetap terlihat wajar aku menaruh handukku di gantungan dan berjalan mendekat ke arahnya.
“ Eeh .. Non .. kok telanjang gitu .. “ hihi .. kaget banget kayanya muka Pak Sugi .. matanya terbelalak seperti silau melihat aku berdiri telanjang bulat di depannya .. suaranya sampai hampir tidak keluar .. antara bingung, heran dan .. mungkin juga terangsang, aku tidak terlalu berani untuk melirik celana kolornya.
“Ya iya lah Pak .. namanya juga mau mandi .. “ Jawabku sok cuek, lalu dengan tidak mempedulikan tingkahnya aku segera meraih pipa yang dia maksud dan meletakkannya di posisi sambungan.
“ Nah kerasin deh Pak .. “ Suruhku pelan. Pak Sugik masih terlongo saja sampai sepertinya dia tidak mendengar perkataanku. Matanya lurus memandangi buah dadaku yang tentu saja karena dua tanganku terangkat untuk memegang pipa, jadi terbuka sama sekali. Agak risih juga sih .. tapi jadi horny juga rasanya ..
“ Pak .. udah dulu ngelihatnya .. sekarang kerja dulu .. “ Setengah berteriak aku menyadarkannya. Buru2 Pak Sugik mengalihkan matanya lalu dengan luar biasa gugup dia bergegas mengencangkan sambungan pipanya keras2.
Selesai pipa tersebut dikencangkan, aku tidak lagi memakai handuk untuk menutup tubuhku. Toh sudah kelihatan semua batinku .. biar nggak anti klimaks dong.
Jadi aku cuek saja berdiri telanjang sambil sesekali membantu Pak Sugik memegangi pipa atau mengambilkan alat2nya. Pak Sugik sendiri walaupun masih malu2 tapi sudah agak berani memandangi lekuk lekuk tubuhku. Sesekali aku lihat dia bahkan mencuri curi lihat bulu bulu halus di pangkal pahaku. Mungkin penasaran juga dengan isinya .. hihi .. nanti deh Pak .. kalau ada kesempatan ya.. batinku senang.
“ Nah .. sudah selesai Non .. “ Katanya lagi setelah sekitar 20 menitan kami bekerja.
“ Coba sekalian ya Pak .. “ Aku menyahut sambil memutar kran air panas kekanan .. segera saja terdengar pemantik api di water heater berdetak di susul nyala api di indikatornya.
“ Nah .. udah beres Pak Sugik .. “ Seruku senang, “ Bapak memang jempolan deh .. “ Pujiku sambil tersenyum menatapnya.
“ Ah ... Non Esther bisa aja .. “ Sahutnya malu malu sambil masih memandangi tubuhku.
“ Kenapa sih ngelihatin Esther terus Pak ? .. bukannya dulu Pak Sugik juga udah biasa mandiin Esther ?”
“ Eh .. i. Iya sih .. tapi dulu kan Non Esther masih kecil .. sekarang kan udah gede .. “ Dia menjawab malu – malu, tapi tidak melepaskan matanya dari dadaku.
“Emangnya kenapa kalau udah gede Pak ? ..hayoo Pak Sugik mikir yang jorok2 ya ? .. “ Godaku sambil mengusap dadaku yang sedikit basah terkena cipratan air, sapuan tanganku yang seperti tidak disengaja itu membuat buah dadaku jadi bergerak – gerak .. dia sedikit gelagapan jadinya .. mulutnya jadi sedikit terbuka waktu melihat bola – bola putih di dadaku jadi makin membusung waktu aku menggeseknya ke kiri dan kanan untuk membersihkan kotoran dari pipa yang menempel. “ hihi .. biasa aja lah Pak .. masa sampai melongo gitu sih .. “
Aku tertawa geli sambil melambaikan tanganku, disambut cengiran lugunya sambil tersenyum malu
“ Badan Non Esther bagus banget Non ... putiiihh banget .. dan mulusnya itu ... ya ampuunn .. nggak nyangka Bapak ... “ Pujinya jujur sambil masih saja memandangi tubuhku lekat2.
“ hihi .. ya udah deh Pak .. Esther mandi dulu ya .. Bapak mau lihat Esther mandi boleh .. mau keluar juga silakan .. “ Sahutku sambil masuk ke bawah shower. Dari sudut mataku aku lihat Pak Sugik bergerak keluar kamar mandi sambil masih memandangiku. Tapi tidak lama aku dengar pintu kamar mandi ditutup pelan. Mungkin takut juga dia kalau tidak bisa menahan diri lagi. Mm .. orang baik bener kayanya.. batinku sambil tersenyum senang .. tidak salah deh Papa milih orang buat bantu jaga rumah
*****
Pak Sugik memang orang yang bisa dipercaya, setelah pengalaman pertama dia melihat tubuhku secara utuh, sama sekali tidak pernah terlihat perubahan perilakunya kepadaku. Masih sama, sopan dan sangat perhatian.
Itu sebabnya, pada hari – hari selanjutnya, tiap kali ada kesempatan, aku nyaman – nyaman saja untuk ber eksib ria di depan Pak Sugik.
Tapi biasanya tidak sampai telanjang bulat sih .. paling – paling hanya berpakaian minim saja, kadang pakai pakaian dalam saja, kadang pake handuk kecil, kadang juga pakai tank top atau kaos longgar tanpa pakaian dalam.. tapi paling tidak buah dada, paha sampai bibir vaginaku yang sexi ini sudah jadi pemandangan sehari – hari buat dia .. hihi. Lumayan lah buat modal masturbasi kalau pas horny banget.
Suatu siang waktu baru pulang sekolah, rumah ku sepi sekali .. papa belum pulang dari kantornya, dan mama juga masih pergi karena ada urusan. Pak Sugik yang membukakan pintu untukku seperti biasa.
“ Kemana semua Pak ? .. “ Tanyaku sambil melepas sepatuku di depan pintu.
“ Ibu tadi ada temannya yang datang Non ... dari kumpulan kayanya .. terus mereka pergi berdua .. “
“ mm .. sampai sore ya ? .. “
“Mungkin juga Non .. Pak Sugik kan nggak berani tanya .. “

Aku mengangguk saja, sambil menenteng tas ku masuk. Mm .. kebetulan nih, sudah dari sekolah tadi rasanya kok agak – agak horny.. bawaannya kalau mau dapet bulanan. Kayanya bisa deh eksib dikit2. Kalau suasananya enak mau aku suruh pegang – pegang dikit ah .. kayanya kok enak juga kalau di grepe2 batinku nakal.
“ Minum Non ? .. “ tanyanya lagi sebelum aku melangkah naik ke lantai atas.
“ Ya boleh Pak .. anterin naik ya .. “ Jawabku sambil bergegas menaiki tangga.
Memasuki kamarku, aku membuka seragam sekolahku sampai tinggal celana dalam dan bra saja. Mm .. sejuk banget rasanya habis berpanas – panas seharian .. lalu masih dengan hanya berpakaian dalam aku mondar mandir merapikan tas dan buku – buku sekolahku.
Agak lama aku tunggu Pak Sugik kok belum datang juga ya .. akhirnya aku putuskan untuk melepas juga bra – ku .. tanggung ah .. biar sekalian kalau kasih tontonan.. batinku. Langsung saja sepasang buah dadaku yang padat itu menggantung bebas dengan indahnya. Dasar memang lagi horny .. putingku langsung saja jadi ikut mengeras. Hhiih ..bikin tambah seksi aja.
Tetapi setelah beberapa lama aku menunggu, Pak Sugik belum juga menyusul ke kamarku, akhirnya aku putuskan untuk turun lagi memeriksa. Sebelum turun aku memakai kaos tank top biru ku yang bagian bawahnya turun sekitar 10 cm dari pangkal pahaku. Jadi tidak terlalu vulgar, masa sih aku turun telanjang dada .. tetapi karena tidak ada lengannya dan juga karena aku tidak memakai celana jadi ya tetap saja terlihat sexi.
“ Pak Sugik .. ? “ Panggilku begitu sampai di bawah
“ Ya Non.. “ Suaranya terdengar dari arah ruang tamu, jadi langsung saja aku setengah berlari menyusulnya ke depan.
“ Kok lama sekali sih Pak .. ?” Pertanyaanku terputus waktu aku lihat Pak Sugik sedang bersama 2 orang Bapak2 dengan seragam hijau di depan pintu.
” Eh .. ada tamu ya ?” Jawabku sedikit kaget, agak nggak siap juga sih menemui tamu dengan baju minim begini .. tapi ya sudah terlanjur, akhirnya aku putuskan saja untuk ikut menemui.
“ Iya Non .. ini dari kelurahan, katanya mau minta data2 .. “ Jawab Pak Sugik agak ragu, dia memandangku dengan pandangan bingung. Mungkin agak ngeri juga melihatku menemui tamu2 laki – laki ini dengan pakaian seperti ini.
“ Papa Mama sedang pergi semua Pak .. keluar kota kayanya .. “ Jawabku cepat tanpa bergerak mendekat, berharap mereka segera pergi.
“ Adik yang isi saja bisa kok .. Cuma data – data umum .. “ Yang masih agak muda menjawab cepat, matanya melihatku seperti berharap supaya diperbolehkan masuk. “ Di bantu ya Dik .. soalnya masih banyak rumah yang harus kami data .. “ Sambungnya lagi.
“mm .. boleh deh Pak .. masuk deh .. “ Jawabku akhirnya sambil mempersilakan mereka masuk, “ Pak Sugik .. tolong buatin minum, terus temenin Esther yah ... “ Bisikku pada Pak Sugik yang segera menghilang di balik dinding.
Data – data yang ditanyakan memang tidak terlalu detil, cuma jumlah penghuni rumah, umur dan status, pekerjaan, dan seputar data – data itu saja.
Tapi sepanjang tanya jawab itu rasanya mata – mata mereka tidak pernah lepas dari dada dan pahaku deh .. Apalagi kan bagian dada tank top ku ini memang cenderung longgar dan turun ke bawah, jadi bahkan dengan posisi normal saja belahan dadaku bisa terlihat.
Setelah beberapa saat ngobrol kok lama – lama dari awalnya malu, aku jadi terpancing untuk sedikit show off ya .. apa nggak apa2 ya nantinya.. batinku agak ragu. Tapi aku pikir asalkan nggak kelihatan sengaja sih mustinya nggak masalah ya .. toh kan ada Pak Sugik juga, jadi kalau mereka nanti kelewatan kan ada yang nge belain .. hihi .. mudah2an.
Aku lalu beranjak ke belakang, mencari Pak Sugik yang sudah agak lama kok belum datang – datang membawa minuman. Ternyata dia memang lagi sibuk di belakang, dasar cowok, bikin minuman 2 gelas saja lamanya minta ampun.
“ Udah minumannya Pak ? .. sini biar Esther yang bawain .. “ Kataku sambil menyuruhnya minggir. Awalnya sedikit mau protes sih dia, tapi aku cepat2 menyuruhnya pergi ke depan. “ Bersih – bersih di depan aja Pak .. tapi di teras aja ya .. jangan jauh2”
“I .. iya Non .. “ Sepertinya dia masih mau protes lagi, tapi mungkin tidak enak, jadi akhirnya dia berjalan ke teras depan sambil membawa sapu dan lap.
Waktu aku membawa minuman keluar, Bapak2 itu terlihat seperti bisik2 sambil tertawa – tawa sendiri, aku tidak tahu apa yang dibicarakan, tapi ketika aku datang mereka segera berpura pura serius lagi.
“ Silakan minumnya Pak .. “ Kata ku sok ramah, sambil membungkuk dan menaruh nampan di atas meja. Aksiku sebenarnya sengaja sih .. karena aku yakin betul, dengan membungkuk begini tentu saja kain kaosku akan terbuka lebar dan buah dadaku jadi terlihat bergantungan bebas.
Sebenarnya aku ingn melirik mereka, tapi terlalu malu dan juga khawatir kalau mereka tahu aku sengaja. Tapi dari reaksi mereka yang tiba – tiba jadi sunyi aku sudah tahu pasti kalau mereka sedang menikmati sepasang bukit 34B ku yang tidak tertutup pakaian dalam ini. Hihi .. bagaimana tidak diam, orang dari tadi baru kelihatan belahannya aja mata mereka sudah melotot gitu, apalagi kalau kelihatan semuanya begini..
“Diminum dulu Pak .. nggak panas kok “
Kataku lagi sambil menegakkan tubuhku dan memandang mereka, keduanya jadi terlihat salah tingkah, dan buru buru mengambil minuman mereka sambil tersenyum basa basi.
“ Eh iya Dik .. terimakasih tehnya .. maaf merepotkan nih .. “ Yang agak mudaan memandangku sambil tersenyum senyum aneh.
“ Nggak apa2 Pak .. cuma teh saja kok” balasku sambil berbalik dan masuk lagi kedalam.
Wuiihh .. dadaku rasanya sudah empot2an .. tegang banget ...
Baru sekarang aku nunjukin auratku di depan Bapak – bapak yang sama sekali aku belum kenal lho ..
Deg deg an banget .. tapi malu – malu asyik gitu rasanya .. jadi agak agak horny .. hihi
Aku menunggu beberapa saat di balik dinding, sambil mencoba mendengarkan kalau2 mereka membicarakan aksi eksibku yang barusan. Dan ternyata memang mereka langsung sibuk berkomentar.
“Wuihh .. mulusnya Jon .. susunya montok banget .. “
“Iya Pak Supar .. nggak pake BH Pak .. asli mulus .. “
Aku tersenyum – senyum senang sambil membelai – belai bibir vaginaku yang sudah terasa basah.
“Wahduh .. pahanya juga Jon .. ampun mulusnya .. nggak nyangka bisa lihat yang segar gini .. “
“Iya Pak .. nggak rugi panas2 keliling Pak .. wah wah .. sampai nggak kedip tadi saya lihat susunya .. “
Setelah beberapa lama aku keluar lagi. Kali ini mereka memberikan formulir untuk aku isi. Aku baca beberapa saat, isinya cuma data – data standar saja ... nama kepala keluarga, usia, tempat tanggal lahir, pekerjaan .. Nggak ada yang aneh sih ..
Tapi yang aneh justru duduknya Bapak2 itu yang jadi dekat dekat dan sok menerangkan. Padahal aku tidak mengajukan pertanyaan apa2. Tapi karena sudah terlanjur menikmati aksi eksib ku ya akhirnya aku biarkan saja mereka duduk agak mendekat.
Mungkin mereka ingin mencuri – curi lihat lagi karena meja di ruang tamu kan agak pendek posisinya, jadi sepanjang mengisi formulir itu posisi dudukku jadi cenderung membungkuk. Memang buah dadaku tidak sampai kelihatan semua seperti tadi sih, tapi belahannya cukup terbuka juga .. kan tidak pakai bra, jadi minimal separuh buah dadaku bisa dinikmati mereka selama aku menulis – nulis..
Aku sendiri walaupun menikmati juga tapi pura – pura tidak sadar kalau mata mereka sudah menggerayangi dada dan pahaku habis – habisan. Ya iya lah .. jaga gengsi dong .. masa nonik – nonik mancing2 Bapak – bapak gini ... bisa dikira murahan nanti dong.
Nah tidak sampai 30 menit kemudian semua formulir tersebut sudah selesai semua aku lengkapi.
“Sudah Pak .. coba di cek lagi kalau ada yang kurang .. “ Kataku sambil mengembalikan formulir tersebut kepada mereka. Bapak yang lebih tua menerima formulir tersebut dan memeriksanya sekilas.
“ Sepertinya cukup sih Dik .. “
“Kalau boleh sih .. minta air nya segelas lagi ya Dik .. panas – panas begini, masih banyak juga yang masih harus di datangin .. “ Yang agak mudaan yang menyambung. Aku tersenyum saja, mm .. cari2 kesempatan nih kayanya yang mudaan.
“Boleh Pak, sebentar saya ambilkan ya .. gelasnya saya bawa masuk dulu ya Pak ?” Jawabku sok tenang sambil aku beranjak mengambil gelas – gelas mereka yang sudah kosong.
Tentu saja aku harus membungkuk lagi di depan mereka untuk mengemasi gelas – gelas tersebut dengan nampanku. Dan seperti tadi suasana mendadak seperti jadi sepi ketika aku menunjukkan sepasang buah dadaku lewat lubang atas kaosku yang tergantung longgar ke bawah.
Aku sengaja sedikit berlama lama membiarkan mereka bisa lebih puas menikmati pemandangan indah yang aku sajikan... Puas puasin deh Pak, kapan lagi bisa ngeliating buah dada montok digantung gantung bebas gini kan.. hihi. Rasanya sih .. dengan posisi membungkuk begini dan kain kaos longgar yang aku pakai .. sampai puting susuku pun seharusnya bisa kelihatan dari posisi mereka .. ketahuan nggak ya kalau putingku sudah keras juga karena terangsang .. huff, biarin deh .. kalau ketahuan ya nggak apa .. nanggung. Batinku pasrah.
“Tunggu ya Pak ..” Kataku lagi sambil menegakkan badanku.
“ Eh .. i iya Dik .. “, mereka menjawab setengah kaget, mungkin takut aku melihat mata – mata mereka yang berbinar binar menggerayangi dadaku.
Aku menghilang lagi di balik dinding dengan debaran – debaran dadaku yang makin kuat. Aduhh .. hampir nggak tahan nih hornynya .. pengen segera muas muasin dikamar .. batinku sambil tidak sadar aku gerayangin sendiri vaginaku .. duh sampai basah banget ..
Setelah aku isi lagi gelas yang sudah kosong dengan air dingin, segera aku bawa lagi nampanku keluar, disambut dengan senyum – senyum Bapak – bapak itu yang makin nampak aneh.
“ Silakan airnya Pak .. “ Kataku lagi sok ramah .. mereka nampak sudah bersiap lagi menunggu pameran payudaraku seperti yang sudah - sudah. tapi kali ini aku tidak membungkuk melainkan berlutut dengan satu kaki terlipat ke atas. Bapak yang agak mudaan, yang posisinya disampingku langsung melotot melihat paha mulusku yang tersingkap sampai ke pangkalnya. Memang kaosku cukup panjang sih .. turun sekitar 10 cm menutup pahaku, tapi kalau aku berlutut dengan satu kaki terlipat begini ya tentu saja pahaku jadi terlihat telanjang semua, sampai celana dalam yang aku pakai pun bisa terlihat bebas.
Bapak – bapak yang ada di depanku tidak kalah takjubnya. Dia sampai tidak berkedip melihat pangkal pahaku yang terbuka lebar karena bagian bawah kaosku yang tertarik ke atas oleh lipatan kakiku.
Aku pura – pura tidak sadar, malah berlama – lama mengatur gelas – gelas minuman mereka di atas meja. Padahal hatiku sudah bukan main rasanya, berdenyut denyut antara malu dan terangsang. Melihat reaksi mereka yang begitu terbelalak melihat pameran bagian bawah tubuhku ini membuatku jadi makin betah untuk beraksi.
“Nah silakan Pak .. diminum airnya .. “ Kataku sopan sambil melihat tajam – tajam ke mata mereka sambil tersenyum semanis mungkin. Bapak – bapak itu membalas tersenyum malu – malu, lalu buru – buru meminum air dingin yang aku sajikan.
Aku lalu melanjutkan dengan membaca – baca lagi lembar isian yang barusan aku isi itu sambil tetap pada posisi berlututku.
“Sebentar saya baca ulang sekali lagi ya Pak .. siapa tahu ada yang kurang .. “ Kataku lagi sambil pura – pura memeriksa. Padahal pikiranku sudah setengah melayang merasakan debar – debar dadaku yang sudah hampir meledak karena senang. Bukan main rasanya, memikirkan kalau sekarang Bapak – bapak itu sedang sibuk memandangi vaginaku yang cuma ditutup sehelai kain tipis itu saja rasanya sudah seperti kalau mereka menggerayangiku dengan tangannya. Uff .. mudah2an vaginaku yang basah nggak begitu terlihat dari celana dalamku ya .. aduh .. horny banget rasanya nih.
“ Sudah lengkap semua Pak ..”
Kataku lagi sambil menutup map hijau tempat formulir yang barusan aku isi. Bapak – bapak itu mengangguk saja sambil masih tersenyum – senyum gugup.
“ Ada lagi yang bisa saya bantu Pak ? “ Kataku lagi sambil berdiri. Show must be over ya Pak. Sebelum ada kejadian yang diinginkan .. hihi.
“mm .. tidak ada Dik .. terimakasih banyak minuman dan informasinya ya .. “
Bapak yang tua mendahului berdiri, diikuti Bapak satunya yang terlihat masih berat untuk pergi.
“ Sama – sama Pak .. nanti kalau ada lagi yang diperlukan Bapak datang saja lagi.” Jawabku ramah sambil mengikuti mereka keluar pintu rumah.
“Pak Sugik .. sudah selesai Bapak – bapaknya .. “ Panggilku setengah berteriak. Pak Sugik yang masih merapi – rapikan pot tanaman di depan buru – buru datang mendekat.
“Iya Non .. “
“ Tolong bukain gerbangnya ya Pak .. “ Kataku sambil menngantarkan Bapak – bapak itu keluar teras.

Sekilas sebelum Bapak – Bapak itu mengikuti Pak Sugik pergi, aku sempatkan sekali lagi membungkuk dan merapikan beberapa pot yang ada di teras. Sekedar ingin mencoba saja, kira kira jurus eksibku masih manjur nggak buat Bapak – bapak ini di detik2 terakhir .. ehh seperti dikomando, otomatis langkah Bapak – Bapak itu langsung terhenti di depanku.
Aku sok cuek saja membungkuk berlama lama di depan mereka, one last show lah, pikirku. Dan anehnya selama aku masih membungkuk begitu kok ya mereka masih saja berdiri didepanku .. hihi .. dasar nih Bapak2 masih peka aja radar-nya ..
Tapi ternyata waktu aku berdiri lagi bukan 2 orang Bapak itu saja yang berdiri di sana, Pak Sugik juga ikut – ikut terdiam di tempatnya sambil melihat kearahku.
“Lho .. sana bukain gerbangnya Pak .. “ Suruhku lagi cepat – cepat sambil tersenyum
“Oh .. iiya Non ..” Pak Sugik menjawab gugup sambil buru – buru berlari menjauh. Bapak – bapak itu ikut tertawa kecut lalu mengangguk sekali lagi berpamitan, sebelum berjalan menuju gerbang depan.


from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Esther : 4 Eksib di Angkot

Cerita lain adalah pengalamanku di sebuah angkutan kota, mikrolet kalau istilah di kotaku.
Bentuknya adalah sebuah mobil station, Suzuki carry extra umumnya, yang dimodifikasi menjadi berpintu samping dan susunan tempat duduk berjajar di sisi kiri dan kanan. Pengemudi umumnya menambahkan bangku tambahan di bagian paling belakang untuk menambah jumlah penumpang pada jam2 sibuk.
O ya .. yang belum pernah membaca share2 ku sebelumnya, namaku Esther, aku sekarang kelas 2 SMA di sebuah sekolah swasta di kotaku. Usiaku 16 tahun.
Aku terbilang gadis yang cantik, walaupun gayaku tomboy, rambutku terpotong pendek, di atas bahu sehingga leherku yang putih mulus selalu menjadi salah satu perhatian cowok2 disekitarku, sexi orang bilang.
Aku gadis keturunan Chinese, tetapi mataku tidak terlalu sipit, normal saja, hanya kulitku yang putih dan mulus seperti umumnya gadis keturunan yang lain.
Buah dadaku tidak terlalu besar, 34B, tetapi karena hobby-ku berolahraga, kedua bulatannya terbilang padat dank eras, tidak menggantung ke bawah, tetapi tegak ke atas dengan dua putingnya yang kemerahan.
Aku sangat menikmati even2 eksibisionis, tetapi untuk urusan keperawanan .. mm .. sampai dengan sekarang aku masih seorang gadis ... hehehe ..
Sore itu, aku baru saja pulang dari kursus bahasa inggris yang memang sudah sejak setahun yang lalu aku ikuti. Kursusnya agak formal sih .. tetapi cukup bergengsi, karena hasilnya juga diakui secara internasional. Jadi ya dalam urusan berpakaian dan sebagainya mau tidak mau jadi ikutan formal, kaya orang kantoran.
Sekeluar dari tempat kursus, tidak terlalu jauh sudah ada jalur tempat aku bisa menyetop angkutan untuk membawaku pulang. Jadi aku berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan mikrolet pulang ke rumah. Biasanya sih aku selalu memakai motor, tetapi untuk selingan, tidak jarang aku memilih untuk naik angkutan saja .. biasanya sih kalau aku lagi ingin untuk sedikit eksi ..
Makanya kalau berencana naik angkot, biasanya aku selalu berpakaian yang sedikit seksi, seperti sekarang .. aku memakai rok mini dari bahan kain katun warna hitam dan atasan baju tanpa lengan dari bahan kain yang longgar sehingga jika dilihat dari samping orang bisa sesekali mengintip sedikit buah dadaku yang terbungkus bh warna merah.
Sengaja sambil menunggu angkutan, aku membuka 3 kancingku di bagian atas supaya kalau aku membungkuk, belahan bajuku akan membuka sampai ke perut atasku sehingga tentu saja sepasang buah dadaku akan terekspos luas walaupun masih terbungkus BH. Biasanya moment ini terjadi ketika aku membungkuk untuk memasuki pintu angkutan, jadi yang dapat rejeki biasanya ya orang2 yang duduk berdekatan dengan pintu masuk dan melihat langsung ketika aku masuk ..
Sambil sedikit deg2an aku menunggu sampai sebuah angkutan warna biru melambat di depanku. Aku bergegas mendekat dan memasuki pintu angkutan yang dibuka dari dalam. Eitts .. ternyata isinya penuh .. oleh serombongan anak2 berseragam SMA .. dan celakanya semuanya laki2 .. aduh, bisa gawat nih .. pikirku tegang.
Tapi kepalang basah akhirnya aku masuk saja kedalam angkutan, hanya tidak seperti yang aku rencanakan, waktu aku masuk sengaja aku tahan bukaan kemejaku supaya tidak terbuka. Takut juga aku jadinya .. biasanya kalau aku eksib isinya pasti bervariasi, anak2, ibu2, bapak2 dan ada wanita juga, jadi tidak terlalu berbahaya .. kalau begini sih .. wah bisa2 terjadi pemerkosaan masal nih ..
Beberapa anak yang duduk di angkut terlihat memandangku, satu dua diantaranya tersenyum ramah. Aku menyapanya dengan senyuman juga. Dan karena bangku disamping begitu penuh akhirnya aku terpaksa duduk di bangku tengah belakang, menghadap kedepan, bersandar pada kaca.
" Baru pulang ya ? " Sapa anak disampingku sambil tersenyum
"Iya ..kok bisa serombongan satu mobil ? " Jawabku sambil balik bertanya, dari badge dilengan mereka aku tahu kalau mereka berasal dari sekolah yang sama.
"Iya .. barengan habis ekstrakulikuler basket di sekolah .. kita satu tim nih .. " Jawabnya sambil memandang teman2nya yang lain yang ikut memandangku sambil tersenyum.
"O ya ?? .. wah kebetulan dong, Aku juga tim basket lho di SMAku .." Jawabku sambil tersenyum lebar, tidak lupa aku sebutkan nama sekolahku.
"Lho .. kamu anggotanya The Fusion ya ? .. " Tanya anak itu sambil menyebutkan nama Tim basket sekolahku, memang Tim Basket-ku cukup punya nama di kota ini karena prestasi2 kami yang cukup menonjol, " Wah kolega nih .. saya Ade .."
Dia menyodorkan tangannya sambil menyebut nama, setelah itu bergantian teman2nya yang lain memperkenalkan nama mereka satu per satu. Aku menyambut saja sambil tersenyum bangga. Iya dong, The Fusion gitu lho ..
Setelah itu suasana menjadi jauh lebih akrab. Kami bercanda2 sambil bercerita panjang lebar tentang dunia basket dan berbagai kejuaraan yang pernah kami ikuti. Ternyata lumayan juga anak2 ini, walaupun rata2 masih kelas 2 SMA tapi sudah cukup banyak mereka bertanding mewakili sekolah, bahkan sampai di tingkat provinsi.
Lama2 karena sudah merasa santai, aku jadi lupa dengan pengamananku pada kemejaku yang terbuka. Apalagi mobil yang kami tumpangi juga jalannya tidak bisa dibilang santai, beberapa kali meliuk-liuk dan berhenti mendadak, akibatnya kerap kali aku terpaksa harus tertunduk kedepan setiap kali sopirnya menginjak rem dalam2.
Nah niat eksib yang tadinya sudah aku urungkan untuk menjaga gengsi akhirnya berjalan lagi walaupun tidak aku sadari. Tahu2 yang aku sadari beberapa anak dikiri kananku sudah terlihat susah memindahkan mata mereka dari belahan kemejaku yang terbuka memamerkan kulit dadaku yang memang putih terawat.
Belum lagi satu anak yang duduk di ujung lain didepanku nampaknya juga beberapa kali sempat menangkap moment ketika aku terpaksa membuka pahaku untuk menjaga keseimbangan waktu mobil berbelok .. yah .. pastinya paha mulus dan cd g string yang aku pakai sudah masuk ke memory-nya dia.
Tidak berapa lama angkutan yang kami naiki berhenti dihalte, beberapa anak yang ada bersama kami tadi turun sehingga tinggal 2 orang berseragam SMP saja yang masih ada didalam angkot, 4 orang kalau termasuk aku, agak longgar jadinya.
Seorang Bapak2 usia sekitar 50 tahun-an naik dan duduk didekat pintu masuk. Lalu naik lagi seorang Ibu2 yang kira2berusia sama. Baru saja duduk, mata Bapak itu sudah melirik kearahku yang duduk jauh diseberangnya. Aku pura2 cuek saja, padahal dari jam terbang eksib-ku yang sudah lumayan tinggi, aku segera saja bisa mengenali mata2 yang gampang tergoda semacam ini .. hehe .. calon mangsa nih pikirku senang. Apalagi waktu pandangan itu sebentar mampir juga ke kulit pahaku yang memang cuma sepertiga saja tertutup kain, wow .. rasanya seperti beneran dibelai saja gelinya .. Seperti tidak sadar aku tegakkan tubuhku, memberi kesempatan Bapak itu melihat 3 kancing kemejaku yang memang sudah sedari tadi terbuka, menunjukkan kulit dadaku yang putih mengintip dari sela2 kainnya. Memang tidak bisa terlihat apa2 selain cuma putihnya kulitku, tidak juga nampak bentuk bulatan buah dadaku karena memang dari posisi duduknya dia cuma bisa melihat lurus saja ke arahku, tidak bisa dari samping. Tapi yang sedikit itu kan yang membuat penasaran ? .. hehe, sabar Pak.
Ketika angkutan itu bergerak lagi baru kesempatan untuk sedikit2 eksib datang lagi. Kebetulan juga memang sopir angkutan ini tidak terlalu mulus dalam menyetir sehingga kami yang ada didalam ini terpaksa beberapa kali harus miring2 untuk mengikuti liukan kendaraan.
Sengaja, seolah untuk menyeimbangkan tubuh aku berpegang pada sandaran bangku disampingku, sambil sedikit aku renggangkan pahaku .. mmm, sebenarnya tidak sedikit sih karena ujung lututku sampai menyentuh tepian bangku samping, sedangkan lututku yang lain masih tetap diposisi yang sama, akibatnya aku tahu pasti dari arah duduk Bapak itu pasti dia bisa melihat jelas paha dalam kananku sampai ke pangkal pahanya .. cd –ku .. mm pasti dong nampak jelas buat dia.
Hati2 aku curi2 melirik untuk melihat reaksinya .. dan benar kan dugaanku, walaupun sembunyi2 aku tahu pasti matanya tajam sekali melahap semua pemandangan indah yang aku suguhkan. Ibu2 yang duduk didepannya malah sama sekali tidak merespon, dia malah sibuk melihat ke depan seperti orang yang takut salah jalan.
Wuih .. sudah deg2an sekali rasanya, sekaligus desiran2 halus kuat sekali terasa didadaku .. malu tapi horny .. Tapi rasanya kok malah aku ingin sekali membiarkan Bapak itu lebih banyak melihat tubuhku. Walaupun aku yakin sekali, dengan cd G String yang aku pakai, bukan tidak mungkin sebagian kulit pangkal pahaku dan sedikit bulu2nya juga sudah ikut terekspos.
Membayangkan hal itu saja, aku yakin sekarang pasti bibir vaginaku sudah mulai basah oleh cairan ..
Tidak berapa lama, Ibu yang duduk didepan Bapak itu memberi kode untuk turun.
Hmm.. kesempatan pikirku. Ketika angkutan berhenti untuk menurunkan Ibu itu, aku diam saja tidak bergerak. Tetapi justru ketika angkutan mulai berjalan lagi, aku mulai bergeser maju untuk menempati tempat duduk di depan Bapak itu yang sekarang kosong.
Tentu saja, karena aku berjalan membungkuk dengan posisi mobil berjalan, aku harus memakai kedua tanganku untuk berpegangan di sisi2 mobil supaya tidak jatuh. Nah .. pada kesempatan inilah kemejaku yang memang kancingnya terbuka tiga biji itu bebas memamerkan belahan dadaku yang montok dan luar biasa mulus ini ... Sengaja aku berlama2 melangkah, seperti takut jatuh, tapi tujuannya jelas, membiarkan Bapak itu makin mengilar melihat buah dadaku yang terlihat menggantung padat di sela – sela bukaan bajuku, kalau dia jeli sih, sebenarnya dia bisa melihat full sampai perutku yang putih dan rata juga. Memang masih terbungkus BH sih, tapi ... wow .. kapan lagi ada buah dada semontok ini dipamerkan di angkutan ?? .. pikirku sambil makin deg2an.
Waktu aku sampai didepan Bapak itu, sengaja aku pandang matanya sambil tersenyum manis sekali.
Dianya membalas dengan senyuman aneh .. antara horny, kagum, heran ... hehe .. Tapi tenang .. type Bapak2 seperti ini biasanya cuma berani melihat saja .. tidak berani yang lain.
Duduk berhadapan seperti ini, makin banyak kesempatanku untuk eksib dengan lebih terbuka. Apalagi dua anak SMP yang duduk di bangku belakang beberapa kali aku pergoki melirik2 nakal kea rah pahaku, membuat aku lebih semangat lagi untuk pamer body.
Beberapa menit kedepan, entah sudah berapa kali aku biarkan Bapak didepanku ini mengintip CDku dari bukaan pahaku yang sengaja beberapa kali aku lebarkan. Dari duduknya yang sudah mulai gelisah, aku yakin pasti nafsunya sekarang sudah mulai naik juga .. hehe .. sama Pak, kalau tidak malu pasti sudah aku gosok2 klitorisku untuk menuntaskan desakan gairahku yang mulai naik juga.
Sampai di depan pasar kabupaten Bapak itu memberi kode untuk turun. Aku tersenyum manis lagi padanya waktu dia menganggukkan kepalanya sebelum keluar dari Mobil.
Hehe .. lumayan puas juga rasanya .. bisa pamer dada dan pangkal paha sekalian ... huff .. pengen segera sampai rumah nih .. sudah geli2 rasanya di vaginaku .. pasti sudah basah banget.

Ehh .. tahu2 dua anak SMP yang tadi duduk di belakang sudah pindah duduk di samping dan depanku.
Aku tersenyum saja waktu mereka mengangguk kepadaku. Tapi agak was was juga sih .. kira2 mereka tahu nggak ya kalau tadi aku sengaja pamer body ke Bapak itu ..
" Sendirian Mbak ? " sapa salah seorang dari mereka.
"Iya .. " Jawabku pendek sambil pura2 tidak peduli.
"Mbak ... " Bisik salah seorang yang duduk disampingku.
Aku menoleh sekilas, dia memandangku dengan pandangan aneh .. antara takut dan berharap
"Kita pengen lihat juga boleh .. ?" Bisiknya.
"Lihat apaan .. ?" Tanyaku pura2 tidak mengerti ... padahal jantungku sudah deg2an bukan main.. ketahuan nih .. aduh, celaka ..!!
" Lihat kaya Bapak tadi Mbak .. " Jawabnya sambil berbisik, matanya melirik pahaku yang sekarang memang aku tutup rapat2." Lihat aja Mbak .. nggak lebih .. " Bisiknya lagi berharap.
Aku menatap mereka ragu, lalu melirik sopir didepan yang masih sibuk mengamati jalan, mencari penumpang baru.
"Mumpung belum ada penumpang lagi Mbak .. " Bisiknya mendesak .. dari caranya yang cuma berbisik tanpa sama sekali mencoba memaksa, aku tahu mereka bukan anak2 berandalan.
"mm .. diem2 aja ya .. " kodeku untuk tidak membuat curiga sopir dan penumpang yang duduk di bangku depan.
Pelan2 aku buka lagi pahaku .. tidak terlalu lebar, sekedar supaya mereka bisa mengintip CDku saja. Dua anak SMP itu serempak menatap tajam ke bukaan rokku, berebut memelototi belahan pahaku yang sengaja kubuka.
Aku pura2 tidak melihat, jantungku berdebar tidak karuan, karena baru sekarang aku terang2an membuka auratku didepan orang yang tidak aku kenal. Biasanya sih memang iya .. tapi kan kesannya tidak sengaja .. rasanya antara malu tapi juga ada desir2 halus didadaku yang sensasinya luar biasa, rangsangannya juga jauh lebih kuat ..
Pelan2 bukaan paha yang tadi hanya sedikit sengaja aku buka lebih lebar lagi, supaya seluruh paha dalam hingga ke pangkal pahaku terlihat jelas.
Dua anak didepanku terlihat makin melotot, satu anak yang dibelakang terlihat mulai tidak tahan dan mulai menggosok2 tonjolan dicelananya.
Aku melihatnya sambil tersenyum .. rasanya aneh, mungkin begini rasanya striptease kalau sedang bergaya ya.
Menyadari kalau ada yang mulai tidak tahan melihat tubuhku ternyata malah membuatku ingin lebih memamerkan lagi.
Sambil masih melihat kedepan, aku melebarkan bukaan kemejaku yang memang sedari tadi sudah terbuka 3 kancing atasnya, posisi dudukku yang menyamping, setengah menghadap kedepan seperti sedang memperhatikan jalan, sengaja aku atur sedikit condong ke depan sehingga dari arah samping buah dadaku akan jelas terlihat.
2 anak tanggung itu sekarang tidak malu2 lagi menatapi tubuhku, mata mereka berpindah dari paha ke belahan dadaku yang walaupun masih tertutup BH, tapi sudah jelas nampak bentuk payudaraku yang bulat dan montok.
Aku masih pura2 melihat kedepan, ketika tiba2 aku merasa tangan anak itu mulai mengelus pahaku.
Mulanya aku kaget juga, tapi kepalang tanggung dan karena memang gairahku sendiri yang sudah cukup keras meledak, akhirnya aku biarkan saja.
Merasa mendapat angin, tangan anak itu malah makin nakal menyusup kedalam rok-ku dan mulai menyentuh pangkal pahaku. Dalam hati sebenarnya aku ingin memprotes, tapi kok rasanya malah sentuhan nakal itu justru membuat vaginaku makin basah saja oleh cairan. Jadi aku biarkan sajawaktu tangan anak itu sedikit2 mulai menyentuh bibir vaginaku dari balik lapisan celana dalam.
Aduh .. kok malah jadi petting di angkot sih .. tapi bener2 sensasi yang luar biasa rasanya.
Diraba2 oleh anak yang baru kenal diangkot yang kaca2nya seluruhnya terbuka .. wihhh .. jadi murahan sekali rasanya ..
Anak yang duduk disampingku sekarang malah ikut menarik2 bukaan kemejaku sehingga buah dadaku makin banyak terekspos. Lalu tangannya berpindah mulai meraba2 buah dadaku dari samping. Tidak terlalu vulgar sih, karena dia cuma menyisipkan tangannya kedalam kemejaku. Aku melirik sekilas .. buset .. yang lagi main2in vaginaku sekarang malah sudah mengeluarkan penisnya, memang tidak sampai membuka celana, cuma resletingnya saja supaya penisnya bisa keluar .. tapi ya nekat juga. Aku tersenyum sambil melirik tangannya yang satu, yang mulai mengocok2 penisnya sendiri.. dia malah nyengir sambil masih menggosok2kan jarinya ke vaginaku.
Aku tersenyum kecil sambil masih memberi kode supaya tidak terlalu mencolok. Mereka mengangguk setuju, sambil makin aktif memainkan tangannya. Yang mengerjain pahaku sekarang sedikit2 mulai memasukkan jarinya ke sela2 CDku dan membelai2 bibir vaginaku. Tapi waktu dia mau memasukkan jarinya aku menatapnya tajam sambil menggeleng. Dia nyengir saja, tapi menurut, sekarang dia cuma membelai2 bibir luarnya saja .. dasar amatir .. batinku .. sebenarnya aku ingin dia merangsang klitorisku .. tapi susah juga mau minta sama anak amatiran gini ..
Yang satu lagi lebih lumayan .. dia sekarang menyusupkan tangannya ke dalam BHku dan bermain2 dengan putingnya .. ssshh .. geli2 enak rasanya ... aku menggigit bibirku sendiri waktu dia memilin2 putting susuku. Kadang mungkin karena terlalu gemas dengan gumpalan buah dadaku yang padat dan montok, dia meremasnya terlalu keras, kalau sudah begitu aku Cuma bisa meringis saja sambil memelototinya dengan kesal.
Kira2 15 menit saja, kami berasyik2 begitu .. mungkin memang karena terlalu tegang ya .. jadi sebentar saja aku lihat, hampir bersamaan penis mereka sudah muntah ke lantai angkot.
Aku memeletkan lidahku setengah mengejek .. keduanya nyengir kecut sambil menarik tangan mereka dan merapikan celananya.


from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Cerita Eksibisionis Esther : 5 Cerita kedua dengan Anto dan Kakaknya

Siang itu sekolahku selesai lebih awal dari biasanya. Infonya sih ada kegiatan di Diknas, jadi guru2 seluruh kotamadya harus hadir. Alhasil yang ketiban berkat sih anak2 juga, kita dapat discount jam pelajaran, jadi bisa pulang jam 11.
Teman2ku yang lain seperti biasa ngegrup deh sama geng2nya yang lain. Ada yang ke Mall, ada yang kerja kelompok, buat yang kecanduan belajar, ada yang mojok sama pacarnya .. aku sih milih jalan2 ke WTC, lihat2 handphone baru .. kebetulan Android-ku yang sekarang sudah mulai lemot dan minta update lagi .. alias ganti HP baru .. hehe ..
Jadi tanpa membuang waktu, begitu pintu gerbang sekolah dibuka, aku langsung saja kabur dengan vario ku menuju pusat kota. Jarak dari sekolahku ke WTC tidak seberapa jauh sih, Cuma 20 menit saja perjalanan .. jadi tidak berapa lama aku sudah memarkir motorku di pelataran parkir basement WTC.
Agak sepi di sana, mungkin karena waktu itu masih jam kerja, jadi tidak banyak orang yang jalan2 di pertokoan. Cuma beberapa orang saja yang terlihat keluar masuk toko. Ada beberapa toko yang memang sudah sering jadi tempat langgananku mencari gadget .. cukup hafal sih denganku karena beberapa kali aku juga mengajak teman – temanku untuk ikut belanja disana. Jadi langsung saja aku berjalan cepat – cepat menuju ke elevator, karena toko langgananku ada di lantai 2. Beberapa sales toko lain yang menyapaku untuk mampir aku abaikan saja .. malas nego2 lagi .. mending yang sudah kenal saja .. batinku.
Tapi belum juga aku naik ke elevator, ada suara cempreng yang meneriaki namaku dari satu sudut pertokoan.
“Kak Esther .. !!”
Aku terhenti .. kok seperti akrab ya, dari salah satu counter kecil yang letaknya agak menyelip ke dalam aku lihat seorang anak melambaikan tangannya penuh semangat. Senyumnya terlihat lebar sekali seperti orang yang senang sekali bertemu teman lama. Ya ampun .. itu kan si Anto ??? dadaku seketika berdegup kencang waktu menyadari siapa anak yang meneriakiku tadi.
Separuh hatiku ingin balas menyapa, tapi separuh lagi juga ragu .. wajahku seketika terasa panas waktu teringat perkenalanku dengan Anto yang berlanjut pada keintiman di rumahku beberapa waktu yang lalu. Anto .. anak baik yang mengembalikan tas ku di tengah hujan .. ya ampun, ngapain dia di sini ??
“ Kak Esther .. sini dulu Kak .. “ Teriak Anto lagi sambil masih melambai – lambai penuh semangat. Aku tersenyum saja, sambil setengah terpaksa aku melangkah mendekat ke arahnya.
“Anto .. ngapain kamu di sini Dik ? “ Tanyaku akrab ketika aku sampai di kiosnya.
“ Anto jaga di sini Kak .. ini Kios kakak ipar Anto .. suaminya Kak Wati .. “ Jawabnya polos sambil mengambilkan bangku kecil untukku duduk.” Duduk dulu Kak .. Anto pikir kakak lupa sama Anto .. “ sambungnya lagi sambil tersenyum.
“ Yah .. masa bisa lupa sih .. kamu ini .. “ Jawabku sambil tersenyum sedikit malu, aku duduk di bangku yang dibawakannya sambil mengamati kios kecilnya. Dia berjualan handphone bekas, kartu perdana dan pulsa .. tidak terlalu lengkap sih .. Cuma 3 -4 handphone saja yang ada, sisanya dummy.
“Emangnya kamu nggak sekolah To ? “ Tanyaku lagi.
“ Nggak Kak .. nggak ada duit ,” Jawabnya cepat sambil masih tersenyum – senyum senang,” Anto ikut bantu Kakak disini jaga toko.”
“Ini toko Kakakmu ? “ Tanyaku lagi, dengan sedikit kasihan kali ini .. anak ini paling baru 14 tahun umurnya. Seharusnya SMP kelas 3 lah ..
“Tokonya Kak Arman .. pacarnya Kakak Anto yang pernah Anto ceritain dulu .. “ Jawabnya lagi ..” Yang sering main di kost .. “ sambungnya kali ini sambil berbisik.
“ Oooh .. iya iya .. Kakak inget .. yang Anto sering intipin kan ?” Jawabku lagi sambil meliriknya menggoda. Anto tersenyum – senyum saja sambil memandangiku. Mungkin dia ingat juga kejadian beberapa bulan yang lalu di rumahku.
Terus terang, aku juga agak sulit sih melupakan kejadian itu .. hitung2 kan itu peristiwa terakhir aku bermesraan dengan orang lain, selebihnya kan self service aja .. paling juga eksib eksib dikit buat pemanasan.
“ Kamu kemana aja To ? “ Tanyaku lagi mulai sedikit santai, “ Kakak lewat beberapa kali di perempatan lampu merah itu nggak pernah lihat kamu lagi .. “
“ Anto tiap hari juga lewat sana Kak .. kan rumah Anto dekat dengan perempatan itu .. cuma ke selatan dikit aja, sebelah pasar.” Jawabnya cepat sambil duduk di dekatku, “ Kakak ada apa cari2 Anto ?”
“ Siapa yang cari kamu ?? “ Jawabku cepat sambil sedikit malu,” Ge er kamu nih .. kakak cuma lewat aja sambil tengok2 siapa tahu ketemu,”
“ Kalo cari Anto kesini aja Kak .. Anto tiap hari jaga di sini ..” Bisiknya pelan sambil masih memperhatikanku lekat – lekat.
“Kamu ngapain sih ngelihatin kakak terus ?” Godaku pelan .. aku tahu betul sih, pasti dia membayangkan lagi waktu kami bermesraan di kamar mandi beberapa waktu yang lalu. Siapa sih yang nggak kebayang bayang kalau sudah merasakan tubuh mulusku .. hihi
“ Kakak tambah cantik .. “ Bisiknya malu2, “ Terakhir yang Anto ingat kakak cantik sekali .. Anto nggak nyangka bisa ketemu Kakak lagi .. “
“ hiihh .. kamu ini .. gombal aja .. “ Aku ucek2 rambutnya sambil tertawa senang, “ Kamu inget yang waktu itu kan ?? .. dasar kamu ini ..”
“eeh .. i .. iya Kak .. maaf .. Antonya kebayang bayang terus tiap hari ..”
Aku tertawa lepas sambil makin keras mengucek – ucek rambutnya.
“ Nggak apa To .. Kakak juga kadang suka kebayang kok .. “ Balasku jujur, tanganku dari rambutnya sekarang turun memegang pundaknya. Aku lihat matanya dalam – dalam sampai dia tidak berani balas melihat mataku.” Anto kepingin lagi ya ?? ..”
Tanyaku langsung .. jujur saja, saat ini sebagian diriku sudah mendesak juga untuk dipenuhi kebutuhannya. Maklum sih sudah 3 hari sejak terakhir aku masturbasi .. jadi ya .. agak hornian juga .. hihi..
“ Anto nggak berani Kak .. “ bisiknya pelan sambil makin dalam menunduk.
“ Nggak apa kok .. Kakak nggak marah .. Kakak juga kadang suka kepingin lagi .. “ Bisikku pelan sambil tanganku turun memegang tangannya.” Tapi di rumah Kakak sekarang ada pembantu Kakak ... jadi agak susah kalau Anto main ke rumah lagi .. “
Anto menaikkan wajahnya melihatku dengan mata berbinar, tanganku balas digenggamnya seperti orang pacaran saja.
“ Kakak nggak marah Anto kepingin lagi ??”
Aku tersenyum saja melihatnya kegirangan.
“ mm .. Kak .. di dalam ada kamar tidur lho .. “ Bisik Anto lagi pelan, membuat aku setengah terkejut, setengah bingung disodori kesempatan mendadak begini.
“ mm .. maksud Anto .. mau ngajak sekarang gitu ?? .. disini ?? .. “ Tanyaku ragu, tapi tak urung aku melongok juga melihat ke arah yang di tunjuknya.
Ada pintu memang dibelakang counternya, mungkin sekedar tempat istirahat untuk yang jaga counter kalau terlalu capek. Tertutup sih .. tapi masa iya di sini sih .. batinku bingung ..
“ Aman kok Kak .. pintunya bisa dikunci .. “ Anto berbisik lagi penuh harap. Dia berdiri lalu menarik tanganku untuk melihat ke belakang counternya.
Aku mengikutinya sambil masih tidak pasti harus berbuat apa .. dibelakang counternya memang ada sebuah ruangan kecil, 2 x 3 meter kira2, ada matras diletakkan di lantai dan televisi 14 inch ..
Aku diam saja di depan pintunya ragu – ragu.
“ Ayo Kak .. masuk aja .. aman kok “ Anto mengajakku lagi dengan wajah polosnya, matanya bersinar – sinar penuh harap membuat aku semakin susah untuk menolak.” Jam segini toko masih sepi Kak, paling juga nanti setelah jam 2 baru agak ramai, anak – anak pulang sekolah biasanya jalan – jalan sepulang dari sekolahan” Bujuknya lagi penuh semangat.
Aku melihat sekeliling sebentar, memang sepi sih .. di lorong tempat kios Anto ini malah tidak nampak orang sama sekali.
Aku melihat lagi kedalam kamarnya .. Cuma ada matras saja dengan sprei yang sudah dekil, bangku kayu tanpa sandaran ... Minim banget .. tapi dasar sebagian watakku memang suka hal – hal yang sensasional begini akhirnya aku melangkah juga memasuki kamarnya.
Anto mengikutiku masuk sambil melihat sekeliling, tapi karena memang tempat dia berjualan ini agak masuk ke belakang toko yang lain, jadi relatif tidak ada orang yang lewat di area situ. Dia lalu menutup pintu rapat2 di belakangnya.
Aku duduk di matras yang tergelar di lantai, berusaha untuk santai, agak tipis sih busanya, tapi lumayan sekedar supaya tidak terlalu terasa kerasnya lantai. Anto ikut duduk di sampingku sambil matanya tidak lepas – lepas memandangi wajahku.
“.. kamu kangen banget ya sama Kakak .. dari tadi ngelihatin Kakak terus .. “ Bisikku menggoda sambil aku melepaskan kaos kaki dan sepatuku
Anto diam saja sambil tersenyum – senyum senang.
“I .. iya Kak .. Anto kangen banget sama kakak .. “ Jawabnya polos malu – malu. Aku duduk bersila menghadap ke arahnya. Kakiku yang terlipat menarik kain seragamku sedikit ke atas, menunjukkan sebagian pahaku yang putih mulus. Anto meliriknya sekilas, lalu matanya beralih menatap bagian tengah rokku yang terbuka karena posisi dudukku yang bersila.
Aku tahu juga sih sebenarnya dengan posisiku ini pastinya pangkal pahaku jadi terbuka dan celana dalamku akan nampak dari depan. Tapi karena memang rencananya kita akan bermesraan jadi aku biarkan saja Anto memandangi isi rokku dengan bebas.
“ Kakak pakai celana dalam putih To .. “ Bisikku menggoda. Dia menyeringai malu – malu, lalu mengalihkan matanya memandangku. “ Kamu bikin Kakak orgasme lagi seperti yang dulu ya .. “ Bisikku lagi serius sambil menatapnya dalam – dalam.
Dia mengangguk cepat, “ Kakak kepingin bagaimana, Anto ikut Kak .. “ Jawabnya pelan dengan suara yang gemetar, antara tegang dan mulai bernafsu.
Aku tersenyum melihatnya, lalu pelan – pelan aku lepasi kancing seragamku satu persatu sampai kebawah. Anto melihatku terus tanpa berani berkomentar, dia diam saja mematung waktu aku melepaskan baju seragamku dan meletakkannya di samping tempat tidur.
Aku meliriknya sekilas, tersenyum nakal waktu melihatnya terpana menatap kulit tubuhku atasku yang sudah terbuka lebar. Aku memakai BH hitam yang kontras dengan warna kulitku, modelnya bersih tidak berenda dan ada kawat yang menyangga sisi bawahnya, jadi buah dadaku yang memang pada dasarnya sudah montok terlihat makin membusung penuh.
“ Gimana To ? .. suka ya ?” Bisikku menggoda sambil memelorotkan rok abu2ku dengan posisi duduk. Anto menyeringai senang. Matanya menyusuri lekuk tubuhku dari samping waktu aku melipat rokku dan meletakkannya di atas lipatan bajuku.
“ Beneran aman ya To ? .. “ Tanyaku lagi sambil melirik ke arah pintu. Tubuhku sekarang hanya tinggal tertutup oleh BH dan celana dalam saja. Mulai terasa sensasinya menjalar ke seluruh tubuhku, menimbulkan debar – debar nikmat yang paling aku sukai.
“ Aman Kak .. Anto jamin .. “ Bisik Anto lagi, matanya melihat tidak sabar ke arah ku yang masih terlihat ragu – ragu. Aku menarik nafas panjang, lalu setelah berpikir sesaat akhirnya aku lepaskan kancing belakang Bhku dan meloloskannya lepas melalui sepasang lengan rampingku.
Lagi aku melirik anak yang tengah duduk tegang di depanku, memandangku yang tengah menelanjangi diriku sendiri dengan pandangan yang tidak bergeser sedikitpun. Aku kembali menghadap ke arahnya usai melepaskan penutup dadaku.
Sensasi menggodanya dengan menunjukkan sedikit demi sedikit bagian – bagian tubuhku betul – betul menimbulkan gejolak rangsangan yang nikmat sekali di dalam dadaku. Aku memandang Anto tajam – tajam, matanya sedikit membelalak menatap buah dadaku yang sudah menggantung lepas dari penutupnya ini, membusung padat dengan puting susunya yang mengacung tegang kemerahan.
“ Mau kakak langsung telanjang atau mau segini dulu ..?” Tanyaku lagi. Aku menggodanya dengan meremas buah dadaku sendiri dengan kedua tanganku, membuat sepasang gumpalan daging lembut itu menjadi makin membusung penuh menggairahkan. Anto diam saja .. kehabisan kata – kata dia waktu aku mendekat maju masih dengan gerakan menggoda.
“ hihi .. ya udah kakak langsung telanjang aja ya .. kita kejar waktu nih .. biar nggak keburu ada orang datang .. “
Aku tertawa kecil melihat kepolosan anak itu. Lalu perlahan, entah aku yang tidak sabar atau memang untuk menuruti si Anto, aku tarik turun celana dalamku dan melepasnya masih dengan posisi duduk.
Anto terlihat memandangiku dengan mulut setengah terbuka waktu aku memelorotkan celana dalamku. Matanya memandangi pangkal pahaku dengan pandangan yang penuh kerinduan. Aku meliriknya senang. Sengaja aku berlama – lama membungkuk untuk merapikan tumpukan lipatan pakaianku di meja pendek di samping matrasnya. Pastinya pemandangan pinggulku yang terbuka dan buah dadaku yang menggantung lepas menjadi tontonan yang sangat luar biasa bagi anak kecil itu.
Sekarang seluruh tubuhku sudah terbuka sama sekali. Telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun menutupi keindahan lekuk liku tubuhku.
Aku berbalik kembali menghadap ke arah Anto, memandangnya dengan senyum yang aku buat semanis mungkin, melengkapi pesona tubuhku yang sudah tersaji telanjang bulat di depan matanya.
“ Nah .. kakak sudah bugil nih .. mau gimana sekarang ?” tantangku nakal sambil beranjak duduk di atas matras. Aku duduk menghadap langsung ke arahnya dengan posisi duduk sedikit miring ke belakang, dua tanganku menopang tubuhku, sedangkan ke dua kakiku setengah terlipat aku julurkan ke depan dengan posisi pahaku sedikit membuka. Dari posisi duduk Anto yang menghadap lurus ke arahku tentu saja seluruh bagian depan tubuhku seolah – olah dipamerkan untuk menjadi santapan matanya.

Anto diam saja, matanya memandang tajam ke arahku, lalu seperti seekor harimau kecil yang mendekati mangsanya, dia merangkak maju ke arahku.
Aku tersenyum – senyum saja, antara senang dan sedikit malu tapi terangsang. Sengaja aku tidak merubah posisiku ketika anak itu bergerak memasuki bukaan kakiku yang menjulur ke depan. Ada sensasi aneh yang membuat gairahku melonjak naik ketika Anto berhenti lalu berlutut dekat sekali di depanku. Buah dadaku yang menggantung bebas dengan kemontokan dan kemulusannya itu seperti mengundang, mengacung tegak kearahnya.
Anto tersenyum tegang, matanya menatapi buah dadaku dengan pandangan kagum, lalu dari sana pandangannya bergerak turun menyusuri perutku yang datar dan berhenti di pangkal pahaku yang berhiaskan taburan bulu – bulu lembut. Karena posisi dudukku yang setengah mengangkang, tentu saja dia jadi bebas memandangi selangkanganku dengan belahan bibir vaginanya yang terbuka indah.
Aku menunggu reaksinya dengan dada yang sudah berdebar – debar keras. Merasakan pandangan matanya saja menjelajahi tubuhku sudah membuat seluruh bulu – buluku meremang berdiri .. apalagi kalau ..
“ Aduh .. “ pekikku kaget ..
Anto tanpa aku duga tiba – tiba mengulurkan jarinya menyentuh selangkanganku dari arah bawah. Jari kecilnya itu menyusup lembut di belahan vaginaku dan menggesek tonjolan kecil diujung belahan bibirnya, memberikan sengatan geli bercampur nikmat yang membuatku menggelinjang pelan.
Aku memejamkan mataku, bibirku yang sedari tadi cuma tersenyum – senyum menggoda sekarang terkatup rapat meresapi kenikmatan sentuhan demi sentuhan di pangkal pahaku.
Anto masih duduk berlutut di depanku, matanya yang kecil menangkap setiap reaksi tubuhku dengan pandangan nakal. Getaran – getaran buah dadaku yang bergoyang kecil karena sentakan – sentakan tubuh bawahku nampaknya menjadi bentuk keindahan tersendiri baginya. Terbukti sampai beberapa saat dia hanya memandangiku saja sambil masih mempermainkan vaginaku dengan jari – jarinynya.
“ Aduh .. kakak nggak kuat To .. “
Aku mengeluh pelan, rasa geli dan nikmat akibat sentuhan jari Anto di klitorisku rasanya membuat tanganku jadi lemas sekali. Lalu tanpa menunggu reaksi anak itu, aku sudah merebahkan diri di matras bututnya. Pahaku yang memang sudah setengah membuka sekarang aku lipat naik, memberi akses lebih bagi Anto untuk mengkeplorasi pangkal pahaku sepuasnya.
Menyusul tubuhku yang sudah terlentang pasrah di depannya, tidak lama anak itu sudah merangkak naik ke atasku. Tubuhnya yang kerempeng menaungi tubuhku dengan gagahnya, tapi karena tingginya yang hanya setinggi pundakku, jadi kepalanya hanya bisa sampai di atas dadaku saja, sementara pinggulnya tepat berada di atas pinggangku.
Aku tersenyum malu, melihatnya sesaat, lalu kembali memejam ketika aku rasakan tangan anak itu mulai menggerayangi pundak dan dadaku dengan belaian lembut.
Aku menggigit bibirku, merasakan jari – jari anak itu membelai kulit leherku lalu berlahan turun menyentuh kulit pundak dan dadaku. Anto menyentuh payudaraku dengan lembut, mengitari puting susunya dengan gerakan melingkar lalu meremas remas gumpalan buah dadaku dengan jari jari kecilnya.
Aku mendesah, merasakan sensasi di dadaku menyusul cumbuan bibir Anto yang kini mulai turun menghujani leher dan pundakku.
“Buka dulu bajunya To .. “ Bisikku pelan, menahan Anto yang sudah makin ganas mengksplorasi dada dan leherku. Gesekan celana kolornya yang melekat di pangkal pahaku menimbulkan rasa yang kurang nyaman ... pastinya kalo langsung ke kulit lebih nikmat lah .. hihi ..
“ Iya Kak .. “ Anto menjawab pelan. Dia lalu menegakkan tubuhnya dan melepas kaosnya cepat – cepat.
Celana kolornya langsung juga dilemparkannya ke samping, meninggalkan tubuh kecil dengan kemaluannya yang sudah menjulur tegak ke depan. Ujung kulup penisnya masih utuh belum terpotong.
Kontras sekali, tubuh dekil Anto, dengan kulit tubuhku yang putih mulus terawat .. dalam hati aku heran juga .. kok bisa – bisanya aku horny dengan anak kecil dekil begini .. hhuuhh .. dasar kelainan ..
Anto memandangi tubuhku lagi dengan sorot mata yang penuh dengan nafsu, tangannya membelai buah dadaku dengan gerakan berputar, meremasi perlahan dari arah luar lalu bergerak lembut hingga ke puncaknya.
Aku menggelinjang lagi waktu dia menarik puting susuku dan memelintirnya pelan. Anto tersenyum saja, dia membungkuk lalu mulai menciumi buah dadaku dengan cumbuan – cumbuan lembut. Tangannya yang lain bergerak turun dan mulai lagi menggesek bibir vaginaku dengan ujung jarinya. Beberapa kali ujung jarinya membuka lipatan vaginaku dan membelai sisi dalamnya dengan nakal.
“ Jangan dimasukin ya To .. “ Bisikku mengingatkan
Anto mengangguk saja, kepalanya lalu merayap turun menyusuri perutku, menciumi bagian pusarku sebentar lalu turun menyentuh sisi paha dalamku. Aku menahan napasku yang hampir melonjak jadi 2 kali lebih cepat. Sapuan lidah dan gigitan – gigitan kecil dipahaku membuat gairahku jadi memuncak hingga keujung rambut.
Anak kecil ini nampaknya betul – betul memanfaatkan kesempatannya untuk menikmati setiap kelembutan kulit tubuhku. Mulai dari leher, pundak, dada, kini pahaku pun habis dalam cumbuannya.
Belum lagi reda rangsangan yang timbul dari pahaku, tubuhku kembali menggelinjang ketika sapuan hangat lidah yang basah itu beralih langsung memasuki selangkanganku.
“Aduh .. aduh .. To .. pelan2 To .. “
Aku tidak tahan untuk menjerit kecil ketika dengan sangat bernafsu Anto mencucupkan bibirnya di pangkal pahaku. Dia menghisap bibir vaginaku keras sekali sampai klitorisku ikut tertarik masuk. Lalu lidahnya masuk ke dalam celahnya dan mengaduk2 sisi dalamnya seperti ular yang menjelajahi seluruh dinding – dinding dalam vaginaku dengan buasnya.
Aku mengangkat pahaku, seperti mendorong kepala Anto makin dalam masuk ke pangkalnya. Rangsangan yang luar biasa hebat itu membuat aku tidak bisa menahan diri lagi untuk mengeluarkan rintihan – rintihan nikmat.
“ aauhh.. iya To .. terus To .. aduh .. enak banget .. “
Aku mendesah – desah liar, tanganku bergerak meremasi buah dadaku sendiri untuk melengkapi rangsangan di vaginaku. Lalu ketika kenikmatan itu berangsur – angsur mendesak naik menjadi ledakan kuat yang menghantam tubuhku, aku menjepitkan pahaku erat – erat ke kepala Anto.
Rintihan kecilku berubah menjadi desahan panjang, menyambut gelombang orgasme yang datang dengan hebatnya.
“ .. aaahhhhh .. kakak keluar To .. aaahhhh .. “
Aku meremas dadaku kuat – kuat. Anto masih menancapkan lidahnya dalam2 ke vaginaku. Bibirnya mengulum klitorisku dengan cumbuan – cumbuan lembut, menghantarkan sisa – sisa kenikmatan yang masih hebat melandaku.
Ketika mendadak sebuah kejutan yang sangat tidak menyenangkan membantingku jatuh kembali ke bumi.
BRAAKKK !!!
“ Anto !!!..”
Pintu kamar yang hanya terbuat dari papan tipis itu mendadak terbuka dengan kasar.
Seorang pemuda dengan seragam security dan muka yang kasar menerobos masuk sambil membentak keras. Matanya seperti terbelalak menatap Anto dan aku yang masih bergumul telanjang bulat di atas matras.
Anto melompat bangun dengan ketakutan. Tangannya menyambar bajunya dan menutupkan seadanya ke tubuh bawahnya.
Aku sendiri yang tidak kalah kagetnya Cuma sempat menyambar bajuku dan meringkuk di sudut matras sambil menutup tubuhku sebisanya.
“ Dasar Anak kurang ajar !! Di suruh jaga toko malah mesum !!! “
Plak !!!
Security itu menempeleng Anto keras2, anak itu sampai jatuh terduduk saking kerasnya.
“ Ampun Kak ..!! Ampun .. !! “
Anto meratap kesakitan sambil merangkak bangun, tapi security itu ganti menendang perutnya keras – keras sampai anak itu kembali mengerang sambil meringkuk di lantai.
“ Anak liar kamu ini !!! “
Makinya kasar tanpa ampun sambil kakinya bersiap menginjak dengan sepatu bootnya.
Refleks aku berlari kedepan, lupa dengan kondisiku yang masih telanjang, aku mendorongnya kuat – kuat dengan seluruh kekuatanku.
Pemuda itu tidak menyangka kalau akan mendapat serangan seperti itu, apalagi waktu aku menubruknya posisi kakinya terangkat satu untuk menginjak, jadi tubuhnya langsung terjengkang jatuh ke lantai.
“ Lonte bangsat !!! .. “
Makinya kasar sambil melompat bangun lagi.
“ Mas sabar dulu Mas !! “ Tahanku ngeri sambil mengangkat tanganku ke depan.
Bagaimanapun ngeri juga melihat dia merangsek masuk dengan emosi meluap begitu.
Beruntung melihat aku yang berdiri telanjang bulat sambil mengangkat tangan begitu membuat dia jadi agak terkejut juga. Gerakan menyerangnya terhenti, mungkin melihat bahwa yang dihadapinya adalah seorang gadis dengan wajah dan penampilan yang jauh dari lusuh.
“ Sabar dulu Mas .. jangan keburu emosi !! “ Tahanku lagi, “ Kita bicarakan dulu baik2 .”
Dia berhenti, matanya masih terlihat nanar dan marah. Pandangannya menelusuri seluruh tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Aku diam saja, antara was was dan jengah, menyadari kondisiku yang berdiri tanpa busana di depan seorang pemuda kasar. Tapi rasa khawatirku mengalahkan rasa malu, tanpa berusaha menutup tubuhku, aku melangkah di depannya sambil masih mencoba meredakan emosinya.
“ Sabar dulu mas .. “ Sambungku,” Nggak sepenuhnya salah Anto Mas .. Mas ini siapa ?? “
Dia menatapku lagi, kemarahan terlihat masih berkobar di matanya,
“ Aku Arman, kakak ipar Anto !” Jawabnya keras, “ Kios ini milikku !!”
Jawabnya lagi lebih keras sambil melotot, aku diam, bingung mau berkata apa lagi, merasa salah juga sih, berbuat beginian di kios orang.
“ Anto .. sini kamu !! “ Bentaknya lagi sambil melirik Anto yang masih terduduk ketakutan.
“ Iya Kak ...” Anto menjawab pelan sambil beringsut mendekat. Dia berjalan sambil berjongkok, bajunya yang masih belum sempat dia pakai Cuma di tutupkan sekedarnya saja di pinggang.
“ Berdiri sini !! “ Bentaknya lagi, sambil menunjuk ke sampingku.
“ i .. iya Kak ..” Anto masih takut – takut berdiri disampingku. Tangannya terlipat dibawah perut menutup tubuh bawahnya yang masih belum bercelana.
Aku diam saja sambil meliriknya. Kami berdua sekarang berdiri bersisian seperti 2 murid nakal yang sedang dihukum gurunya.
Pemuda yang rupanya adalah kakak Anto, pemilik kios ini, menatap kami berdua dengan pandangan tajam. Sorot matanya menyusuri tubuhku dari atas hingga ke bawah.

Aku sendiri dipandangi begitu lama – lama risih juga, tapi yang bisa aku lakukan Cuma menyilangkan tanganku di depan dada dan paha saja sekedar supaya buah dada dan kemaluanku tidak terlalu bebas terbuka.
“ Ngapain pake ditutup ?? .. “ bentak pemuda itu sambil melihatku dengan sinis,” Sudah jelas2 ketangkap mesum begitu masih pura – pura malu ..!!”
Aku diam saja, tapi setelah beberapa saat menunggu dia masih saja memelototiku dengan garang akhirnya aku luruskan lagi tanganku di samping badan.
“ Sudah berapa kali kalian lakukan begini ?? .. “ Dia bertanya lagi masih dengan nada keras
“ Baru dua kali Kak ..” Jawabku pelan. Dia memelototiku lagi tajam – tajam.
Aku tidak terlalu pasti, apakah dia memelototiku karena kesal atau memelototi tubuhku .. aku pikir sih hanya perasaanku saja ya .. tapi memang sambil berdiri bugil begini siapa sih yang nggak tergoda ?? .. batinku sendiri tanpa berani membalas matanya secara langsung.
“ Anto !! .. kamu ini dititip Wati disini supaya belajar kerja tahu !! “ Dia membentak Anto lagi keras.
“ I ..iya Kak .. “ Yang dibentak menjawab terbata dengan ketakutan.
“ Kamu juga .. siapa namamu ?”
“ Esther Kak .. “ Jawabku pelan sambil sedikit aku pandang balik matanya. Nah .. benar kan, dia malah sedang asyik memperhatikan dadaku .. Eh gawat nih .. kok celananya ditengah jadi menonjol juga .. jangan2 ikutan horny dianya .. pikiraku mulai khawatir. Bisa diperkosa beneran nih sama Pak Satpam.
“ Kamu tahu nggak .. yang kamu lakukan ini tergolong pedofilia lho .. “ Dia memandangku lagi, “ Coba lihat Anto itu .. umurnya 14 tahun saja belum genap.. tingginya aja Cuma sebahumu .. “
Aku diam saja.
“ Kalau ketahuan sama orang sekitar, kamu bisa di arak bugil sampai kantor polisi tahu ?? ..” Sambungnya lagi.” Belum lagi nanti kalau aku menuntut buat pelecehan anak .. tahu nggak akibatnya ?? “
Aku masih diam saja, tidak berani lagi melihat kedepan. Dalam hati aku pikir benar juga sih kata2nya. Kalau dituntut memang bisa kena kasus pedofilia .. Aduh nggak kebayang deh .. kalau sampai masuk koran gara – gara pelecehan anak dibawah umur .. bisa gempar sekolahan .. bisa hancur nama baikku nih .. batinku mulai khawatir.
“ Heeii .. jawab dong ..” Bentaknya lagi, “ Sekarang gimana maumu ? .. mau dipanjangin nih urusannya ?”
“ Jangan Kak .. kita kekeluargaan saja ya .. “ Jawabku cepat – cepat.
“ Maksudmu kekeluargaan ? “ Dia bertanya lagi sambil memandangku sinis
“ Saya ada uang Kak .. “ Jawabku pelan
“ mm .. coba sana ambil” suruhnya masih dengan nada kasar.
Aku segera berjalan menghampiri tumpukan tas dan bajuku. Memang aku ada membawa uang sih, rencana kan buat ganti handphone .. ada sekitar 3 jutaan. Di dompet aku lihat masih ada 2 lembar 50ribuan, sisa uang saku ku minggu lalu .. aduh, habis deh tabunganku, batinku kesal, gagal deh ganti handphone. Aku mengambil uangku lalu segera aku sodorkan kepada pemuda itu yang masih berdiri di tempatnya sambil melipat tangan. Gayanya arogan, seperti security yang berhasil menangkap maling.
“ Ada 3 juta dua ratus ribu Kak .. “ Kataku sedikit memelas sambil mengulurkan lembaran – lembaran uang hasilku menyisihkan uang saku selama hampir 3 bulan. Dia menerimanya sambil bergaya acuh, lalu menghitungnya sekilas, tidak terlalu teliti sih kayanya, mungkin dia pikir kan juga Cuma uang dadakan saja. Lalu dia ganti memandangku lagi.
“ Kamu kayanya anak orang kaya ya ? .. “ Tanyanya lagi sambil memandangiku
Aku diam saja sambil menunduk. Posisiku berdiri sekarang dekat sekali dengannya, Cuma berjarak kurang dari semeter. Jadi dari tempatnya berdiri sekarang tentu saja dia bisa melihat jelas sekali seluruh tubuhku yang telanjang. Sebenarnya sih aku agak deg – deg’an juga, apalagi matanya itu sedari tadi tidak pernah lepas dari buah dada dan pangkal pahaku. Mau aku tutupin nanti dibentak lagi. Jadinya ya terpaksa aku Cuma pasrah saja dijadikan tontonan begitu .. mudah2an saja nggak berlanjut lebih jauh.
“ Heran juga .. bisa2nya anak macam kamu ngerjain anak kecil kaya Anto .. “ Dia berkata lagi dengan nada sinis. “ body juga bagus .. wajah juga cakep .. “ Sambungnya lagi sambil berjalan mendekat.
Lalu ketika tepat didepanku tiba – tiba dia mengulurkan tangannya kearah dadaku, refleks aku menepisnya.
“ Jangan sok jual mahal !!, “ Bentaknya lagi, tangannya menepis balik tanganku lalu dengan memaksa dia mengulurkannya lagi ke arah dadaku. Aku tidak berani menepisnya lagi..
“ Jangan berontak .. posisimu ini sudah salah tahu !! “ Bentaknya lagi, tangannya sekarang sudah menggenggam buah dadaku lalu mulai meremas – remasnya dengan kasar.
“ Sakit Kak .. “ Aku mengeluh pelan sambil, memegang tangannya. Dia melotot, tapi mengetahui aku tidak berusaha menarik tangannya, akhirnya dia mengurangi intensitas remasannya dan mulai lebih lembut.
“ Gini aja .. kita damai dengan 3 juta 2 ratus .. tapi kamu kasih aku main dulu ya .. “ Bisiknya sambil menyeringai jahat.
Aku memandangnya, kesal sekali sebenarnya melihat muka liciknya itu, tapi sepertinya agak sulit untuk membuat pilihan dengan situasi sekarang.
Dia tersenyum senang sambil makin gencar meremas – remas buah dadaku. Jari – jarinya sekarang ikut juga memilin – milin puting susuku, membuat mau tidak mau ujung bukit yang kemerahan itu menjadi makin keras dan mengacung.
“ mm .. susumu montok banget lho non .. “ Katanya pelan sambil memandangi payudaraku yang merekah jadi gumpalan daging putih dalam jepitan jari – jarinya.” Jarang – jarang bisa megang susu semontok ini .. “
Aku diam saja sambil masih menundukkan kepala. Jengkel banget, rasanya seperti aku tidak punya kendali lagi untuk menjaga tubuhku. Bayangin aja, seorang security mall .. yang biasanya Cuma memarkir mobilku saja kalau pas aku mau shopping .. sekarang bisa seenaknya memegang – megang bagian – bagian tubuhku yang paling pribadi.
Tiba – tiba, masih dengan tangannya bercokol di dadaku, bibir kasar yang berbau rokok itu menyergap bibirku dengan liarnya. Aku gelagapan, hendak mengelak, tapi dengan tangan satunya pemuda itu menangkap belakang leherku dan mendorong kepalaku tetap diposisinya.
Aku memejamkan mataku, muak sekali rasanya, bibir pemuda itu langsung mencaplok bibirku dengan kasar, lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku dan menjulur menjilati bagian dalam mulutku.
Aku mencoba mendorong tubuhnya dengan kedua tanganku tapi dia malah makin erat memelukku dengan kedua tangannya. Gila .. sampai tidak bisa bernafas aku .. mati2an aku berjuang untuk lepas dan beruntung tidak lama dia melepaskan hisapannya dimulutku. Aku menarik mundur wajahku dengan nafas terengah, berusaha mencari udara lebih banyak. Tapi dianya tanpa peduli langsung beralih menyerang leher dan pundakku dengan ciuman. Tangannya merayap membelai punggungku lalu bergerak turun dan ganti meremas – remas buah pantatku yang bulat dan montok.
Aku diam saja, tidak balas memeluk, tapi juga tidak lagi berusaha menolak.
Dalam hatiku masih ada rasa enggan, lebih pada masalah harga diri sih .. tapi di sisi yang lain aku juga sadar, posisiku tidak memungkinkan aku untuk menolak. Kalau dia memaksa untuk membawa urusan ini lebih jauh .. bisa gawat akibatnya. Jadi mau tidak mau .. ya terpaksa harus aku nikmati saja ..
Puas menggerayangi leher dan pundakku dengan bibirnya, pemuda itu sekarang kembali mengarahkan serangannya ke bagian tubuh favoritnya di dadaku. Tangannya beralih naik kembali, meninggalkan bongkahan pantatku, lalu kembali memainkan buah dadaku dengan gemas.
Dia meremas dadaku dengan gerakan seperti memeras, lalu putingnya yang mengacung di sambutnya dengan hisapan bibir seperti bayi yang menyedot susu dari buah dada ibunya.
“ Aah .. Kak .. pelan – pelan Kak .. “ Aku memprotes lagi.Hisapan kuatnya membuat hampir separuh buah dadaku masuk dalam mulutnya. Lalu yang aku rasakan, gigi – giginya ikut menggigit kulit dadaku menimbulkan rasa geli dan sedikit sakit. Enak sih .. tapi situasi memaksanya ini membuat aku jadi terasa kurang nyaman.
Dia mengurangi sedikit gigitannya, tapi tangannya masih meremas – remas payudaraku dengan gemas. Sepertinya sudah betul – betul terpukau dia merasakan kekenyalan dan kemulusan kulit dadaku.
Sejurus kemudian, aku rasakan tangannya mulai turun membelai paha dalamku. Jarinya bermain sebentar mengelus – elus kulit pahaku, lalu merayap naik masuk ke selangkangan.
Aku tidak bisa menahan untuk tidak menggelinjang ketika jarinya menyentuh bibir vaginaku dan membuka lipatan penutup klitorisku dengan liar. Jauh lebih berpengalaman dari Anto, adiknya. Jari – jari kasarnya langsung menggesek klitorisku dengan gerakan konstan, menimbulkan rangsangan yang segera saja menjalar ke seluruh tubuhku.
“ Kak .. jangan dimasukin Kak ..! “
Aku menarik pinggangku mundur dan menahan tangannya, ketika aku rasakan jarinya hampir menyusup masuk ke liang vaginaku. Aduh .. gawat .. orang nggak tahu aturan nih .. batinku panik.
“ Saya masih perawan Kak .. please jangan dimasukin .. main diluar aja .. “ Bisikku memelas sambil masih memegang tangannya.
Dia melihatku dengan sedikit heran .. matanya terlihat tidak terima dengan permintaanku.
“ Nggak masuk gimana ?? .. terus biasanya kalian mainnya gimana kalau nggak boleh masuk ?? “
Dia ganti memandang Anto yang masih terpaku berdiri di tempatnya melihat Kakaknya mengerjaiku.
“ To ?? .. bener kamu nggak sampai masuk ?? “
“ ngg .. nggak Kak .. nggak pernah masuk .. “
“Terus ?? .. pegang – pegang aja gitu ?? “ tanyanya lagi
“ .mm.. dijepitin pakai toketnya Kak .. “ Anto menjawab pelan sambil melirikku ragu.
Kakaknya memandang buah dadaku ragu, dia mengelus celah diantara bukit dadaku dengan tangannya, lalu pelan – pelan dengan dua tangannya dia menjepitkannya ketengah.
“ mm .. boleh juga sih .. “ katanya pelan, “ Sini .. coba praktek’in caranya .. “
Suruhnya lagi sambil bergerak mundur. Dia lalu membuka resleting celananya dan menurunkannya sampai sepaha. Celana dalamnya menyusul turun, menyisakan batang kemaluannya yang segera mencuat keluar dengan gagahnya.
Aku memandang batang penis yang sudah tegak menjulang seperti kayu itu, panjang sekali, kira – kira hampir sejengkal dari ujung sampai ke pangkalnya. Ujungnya sudah disunat dan batangnya sedikit melengkung ke kiri, jadi sedikit aneh.
“ Heii .. ayo sini, jangan dilihatin aja .. !! “ Suruhnya tidak sabar, dia lalu menekan pundakku untuk merendah kebawah. Aku menurutinya saja, lalu mengambil sikap berlutut di depannya.
“ Mana susumu .. mmm .. sini jepitin ditengahnya sini .. “ Dia merendahkan tubuhnya sedikit, menyelipkan penisnya di antara belahan buah dadaku. “ Pegang pake tanganmu dong .. jepitin yang kuat biar nggak lepas !! “
Sebal banget aku .. dasar orang nggak tahu diri nih !! Batinku kesal .. emangnya dia kira aku ini siapa ??
Betapapun terpaksa aku menurutinya juga, dengan tanganku aku rapatkan buah dadaku dari sisi samping sehingga membentuk gumpalan padat yang menjepit batang kemaluan itu ditengahnya.
“.. ssshhhh ... aduh .. iya .. enak banget To ..” Arman mendesis pelan, dia merapatkan pinggangnya ke depan, mendorong penisnya masuk makin rapat di jepitan buah dadaku, lalu pinggulnya bergerak turun naik dengan perlahan, membawa batang penisnya menyetubuhi dadaku dengan hebatnya. “ .. enak banget To .. pintar kamu bikin acara .. heheh .. susunya lembut banget .. “ Gumamnya lagi sambil melirik Anto adiknya. Aku diam saja sambil melirik Anto yang terpana memandangi adegan kakaknya mengerjaiku.
Saking terpananya sampai – sampai dia lupa kain yang menutup kemaluannya turun kebawah. .. Dasar anak itu .. bisa – bisanya dia ikut ngaceng lho melihat aku dikerjain .. padahal kita lagi sama – sama disidang nih .. batinku kesal juga.
“ Kencengin megang toketnya Non ..!! “ Pemuda itu mendesah pelan, matanya nanar memandangi buah dadaku yang jadi menggumpal besar dalam remasan tanganku sendiri. Aku menurutinya dengan makin merapatkan jepitan buah dadaku di penisnya.
Bukit putih yang aku banggakan itu aku gerakkan naik turun mengimbangi gerakan pinggulnya yang makin lama makin cepat. Cairan kental mulai terlihat meleleh membasahi kepala kemaluan Arman dan terbawa oleh gerakan penisnya di dadaku, cairan itu sedikit demi sedikit jadi membasahi belahan buah dadaku dan membuat celah itu menjadi makin licin, memperlancar laju batang keras yang meluncur naik turun ditengahnya.
Arman, makin keras dengan desahannya, nampaknya dia sangat menikmati menyetubuhi buah dadaku seperti ini, terlihat dari ekspresi wajahnya yang berubah rubah dengan cepat. Kadang meringis, kadang memejam dengan mulut terbuka.

Aku sih sebenarnya tidak terlalu enjoy, Cuma supaya segera selesai saja urusan dengan orang kasar ini. Makanya aku bela belain mainin buah dadaku segala biar dia cepat keluar.
Tapi sampai beberapa lama dia terlihat masih kuat saja menggoyang buah dadaku, belum ada tanda – tanda kalau orgasmenya akan segera datang. Tanganku sudah mulai pegal, buah dadaku juga lama – lama agak sakit juga di gesek – gesek kasar begini.
Beberapa saat kemudian, dia menarik pinggulnya, penisnya masih tegak dan kaku. Dari ujung kemaluannya menetes cairan bening yang lumayan banyak.
“ hhhh .. enak banget goyangannya Non .. bukan main deh, baru sekarang bisa ngerasaain jepitan toket sebagus ini .. “ Gumamnya sambil menarikku bangun.
Aku menurutinya saja sambil masih tidak mengerti keinginannya.
“ Sekarang pake mulut ya .. “ Ucapnya santai sambil menyeringai jelek.
Whatt ??
Pake mulut ?? ..
ya ampun, mimpi pun belum pernah aku bakal ngisepin penis orang .. orang nggak level macam ini lagi .. batinku kaget.
" .. mm .. saya nggak pernah Mas .. " Protesku menahan tangannya yang menarik bahuku untuk menunduk.
" .. makanya sekarang cobain .. " Bentaknya memaksa," Masuk nggak boleh ... ngisep nggak mau, terus maunya gimana ?? "
" aduh .. Mas .. jangan Mas .. " tolakku masih bertahan waktu dia terus menarik tubuhku membungkuk
" Kamu ini .. mau batal urusan damainya ?? .." Bentaknya mengancam, " Ya udah sekarang aja aku seret bugil begini ke keamanan, mau ?? "
Aku melototkan mataku memandangnya. Brengsek bener nih orang, munafiknya bukan main, mentang-mentang security.
" Ayo sini hisap !! " Bentaknya lagi sambil menarik pundakku merendah.
Aku tidak melawan lagi sekarang, terpaksa, aku dekatkan mulutku ke ujung penisnya yang sudah mengacung tegak. Ya ampun, baunya apek banget.
Waktu cairan di ujungnya tersentuh bibirku seperti mau muntah rasanya, asin dan amis jadi satu.
" Sialan kamu .. pake mau muntah segala !! " Bentaknya lagi, " Udah jangan banyak mikir, buka mulutnya sini !!"
Hhuuufff .. kurang ajar bener !! Dengan memaksa Arman malah menyorongkan penisnya ke mulutku yang masih setengah membuka. Tangannya menahan leherku supaya aku tidak bisa menarik kepalaku menjauh.
"Nah .. kulum dulu Non .!!" Katanya sambil tersenyum senang. Tangannya masih menahan kepalaku supaya tidak mundur. Penisnya terasa memenuhi rongga mulutku sampai hampir ke pangkal leher, beruntung dia tidak memaksa memasukkan semuanya sampai habis, Cuma sekitar ¾ saja.
Lalu pelan-pelan dia menggerakkan pinggulnya lagi, penisnya tertarik mundur, tapi belum lagi keluar setengah sudah dimajukannya lagi kedepan.
" Sambil dihisap Non .. mainin pake lidahnya .." Bisiknya sambil mendesah. Aku menurutinya saja, kepalang tanggung, barangnya udah dimulut .. mau bagaimana lagi .. batinku kesal.
" aaauuh .. aduh .. kenceng banget Non .. " Ratapnya sambil menarik pinggulnya dengan gemetar, waktu aku menghisap penisnya kuat - kuat, " .. enak banget Non .. baru belajar aja udah jago gini .. "
Dia mendorong lagi penisnya maju, lalu menariknya kembali dengan pelan, seperti sedang menyetubuhi mulutku. Tangannya memegang belakang kepalaku, sedangkan tanganku sendiri berpegang di pahanya, sambil menahan supaya dia tidak terlalu dalam mendorong penisnya masuk.
Aku bertahan tidak mau berlutut, jadi posisiku sekarang seperti sedang membungkuk, kakiku tetap tegak, hanya tubuh dan kepalaku saja yang condong ke depan. Buah dadaku jadi menggantung bebas di bawah tubuhku, bergoyang-goyang seirama gerakan kepala dan pundakku terdorong goyangan pinggul Arman.
" Nto .. servis memeknya dari belakang sana .. biar nggak nonton aja .. "
Arman memerintah adiknya yang masih diam menonton adegan kami. Anto diam saja, dia terlihat masih ragu-ragu. Mungkin dia tahu juga kalau aku tidak begitu menikmati perbuatan kakaknya.
"Ayo cepetan sini !! " Bentak Arman tidak sabar," Jangan sok nggak mau kamu, cepat sini !! "
Tidak lama, aku merasa ada sepasang tangan yang memegang pantatku dari belakang.
" Cepetan sana .. biar agak naik Noniknya ini .. dingin banget dari tadi .. " Sambung Arman lagi tidak sabar. Dasar kakak bejad .. batinku .. tadi bilang aku pedofilia, sekarang dia sendiri yang suruh adiknya ikut ..
" Auff .." Aku menggelinjang ketika sebuah sentuhan lembut terasa menyentuh garis pinggulku, kemudian menjalar turun hingga ke belahan pantatku. Anto menyusuri bagian bawah punggungku dengan bibirnya, lembut sekali, bergerak turun hingga memasuki belahan pantat di ujung atas duburku.
Sesaat perhatianku teralih dari genjotan penis Arman di mulutku. Sentuhan lembut Anto, sedikit memberi rasa nyaman ditubuhku dan membuatku menunggu arah cumbuan anak itu selanjutnya.
Detik berikutnya, ciuman itu berubah jadi jilatan ketika melewati lubang duburku.
Dengan lidahnya, Anto menyusuri batas antara dubur dan liang vaginaku. Menyentuhnya dengan gerakan lembut, lalu bergerak turun dan dengan pelan sekali dia memasuki bagian paling pribadiku.
Aku menutup mataku, merasakan bibir kecil anak itu bertemu dengan bibir vaginaku. Dia melumatnya, seperti sedang menikmati sebuah es krim manis, bibirnya mencucup liang vaginaku dengan buas, sambil lidahnya menyusup masuk dan mengaduk-aduk sisi dalam kemaluanku dengan putarannya.
Aku ingin mendesah, tapi mulutku penuh terisi batang kemaluan yang masih saja bergerak-gerak dengan intensnya. Arman makin cepat memaju mundurkan penisnya. Sekarang tangannya ikut terulur menggapai bongkahan dadaku yang menggantung seperti buah melon.
Dia meraupnya, lalu meremas-remasnya dengan ganas, mengimbangi sodokan-sodokan penisnya dimulutku. Aku mati - matian menahan pahanya supaya tidak terlalu maju, sesekali ujung kemaluannya menyentuh dinding atas mulutku, kadang hampir masuk sampai ke pangkal, menimbulkan sensasi yang sama sekali tidak nyaman.
" haha . . terusin To .. udah merem melek nih Noniknya .. " Arman terkekeh memandangku yang menikmati cumbuan Anto sambil memejam, " kalau bisa bikin dia keluar aku dobelin gajimu minggu ini .. haha .." Celotehnya kurang ajar.
Dasar orang nggak berpendidikan .. batinku makin kesal. Tapi jujur saja, memang cumbuan Anto membuat kakiku jadi mulai gemetar karena nikmat.
Anak itu hebat sekali dengan permainannya. Sekarang bibirnya yang menyorong masuk kedalam vaginaku, menghisap hisap sambil sesekali dijepitnya bibir vulvaku dengan lembut. Lidahnya beralih turun, menyerang klitorisku dengan gesekan-gesekan kasar yang menghantarkan sengatan listrik kecil hingga ke ujung rambutku.
Aku menggelinjang lagi ketika sepasang jari kecil menyentuh bibir duburku dengan lembut.
Ujung jari itu bermain-main di bibir liang analku seperti ular kecil yang berusaha untuk menyusup masuk. Gerakannya memberi sensasi geli dan nikmat yang menambah rangsangan cumbuan Anto di vaginaku.
Lalu pelan-pelan, setelah beberapa lama bermain di bibirnya, aku merasa salah satu jari Anto pelan-pelan menyusup masuk ke dalam duburku. Tidak terlalu dalam, hanya menyusup di bibirnya saja, diam sebentar di dalam lalu mulai bergerak keluar masuk dengan lembut. Masih terasa aneh sih, sedikit geli, tapi lama kelamaan bersamaan dengan hisapan dan jilatan lidah di kemaluanku, gerakan jari yang keluar masuk perlahan itu menimbulkan rangsangan yang luar biasa nikmatnya.
"mmhh .. enak banget isapannya Nooonn ... susunya juga lembut .. montok banget .. aduuh .. aduuhh.."
Arman masih berceloteh ribut, tangannya menggenggam buah dadaku dengan gemas, lalu berbarengan dengan goyangan pinggangnya dia meremas - remasnya bergantian. Gesekan telapak tangannya yang kasar di puting susuku menimbulkan tambahan rasa geli dan nikmat yang makin memacu gairahku untuk naik.
" Isap yang kuat Non .. udah mau kerasa nih .. aduh .. aduh .."
Aku memejamkan mataku, mencoba menahan rasa mual ketika kepalaku dibenamkan dalam-dalam di pangkal paha Arman, bulu - bulu kemaluannya yang kasar menutup hidungku dengan baunya yang luar biasa apek. Kemaluannya menghujam dalam sampai hampir mentok ke tenggorokanku.
Sementara cumbuan Anto di tubuh bawahku mulai terasa membawa efek kenikmatan yang makin luar biasa. Dia menjelajahi seluruh sudut - sudut sensitif di pangkal pahaku dengan bibir dan lidahnya. Memberikan sentuhan-sentuhan di klitorisku sambil sesekali menghisap bibir vaginaku dengan lembut.
Aku menutup mataku rapat-rapat ketika perlahan lahan, rasa geli dan nikmat yang mengalir kencang itu membawa gelombang orgasmeku datang lagi. Pinggulku tidak tertahan bergerak-gerak keras membentuk sentakan-sentakan kuat ketika Anto mengiringi puncak kenikmatanku dengan hisapan-hisapan keras di bibir vaginaku.
Kalau saja tidak terganjal batang kemaluan yang masih saja menancap di mulutku pasti aku sudah merintih-rintih keras meminta anak itu menghentikan cumbuannya. Tapi anak itu tidak berhenti, mulutnya masih terus menghisap-hisap klitorisku !!
Aku mulai bergerak tidak karuan, setiap hisapan di klitorisku menyebabkan rasa geli dan nikmat yang tidak tertahankan. Celakanya lagi aku tidak bisa mengelak. Arman memegangi kepalaku dari depan, dan Anto menahan pinggulku kuat-kuat dengan tangannya. Sepertinya dia tahu kalau aku sudah mencapai puncak kenikmatan, tapi sengaja dia tidak menghentikan cumbuannya.
Kakiku sudah lemas sekali, pantatku sudah tidak tertahan lagi bergerak naik turun setiap kali lidah anak itu menyapu klitorisku. Cairan dari vaginaku membanjir keluar seperti air mengalir turun di pahaku. Dan sesaat kemudian aku tidak tahan lagi, rasa geli yang luar biasa itu memompa vaginaku untuk kembali berkedut-kedut keras.
Lalu orgasme yang luar biasa itu datang lagi. Kali ini aku tidak mampu lagi menahannya, cairan kenikmatanku menyemprot keluar dari vaginaku seperti air kencing yang ditahan berhari-hari.
Aku mengejangkan kakiku kuat-kuat, menggapai kenikmatan dahsyat yang baru pertama kalinya kurasakan. Anto tidak lagi mencumbui vaginaku. Dia hanya meremas-remas pantatku saja sambil memandangiku yang masih menggelinjang-gelinjang merasakan sisa-sisa getaran yang masih ada.
Lalu belum lagi hilang gelombang kenikmatan yang melandaku, aku merasakan pinggul Arman bergetar-getar kuat. Dia mengerang tertahan, tangannya yang masih merayap di dadaku meremas buah dadaku dengan kuat. Lalu hal yang paling aku khawatirkan terjadi juga, semburan cairan hangat bercampur bau amis terasa menyemprot keras di dalam mulutku.

" Aaaahhh ... aduh keluar Non .. aaaarrgghh .."
Dia meraung tertahan. Pinggulnya menyentak-nyentak kedepan mendorong penisnya bergerak keluar masuk dengan cepat di mulutku.
Aku menahan pahanya kuat-kuat, menjaga supaya dia tidak mendorong penisnya terlalu dalam masuk.
Tapi tidak urung beberapa kali ujung kemaluannya terasa menyentuh pangkal leherku dengan keras. Cairan kentalnya yang berbau amis menyemprot dekat sekali dengan batas rongga mulutku, ditambah lagi penisnya yang masih tertahan didalam sama sekali tidak memungkinkan aku untuk memuntahkannya keluar. Jadinya mau tidak mau ya aku telan saja semua spermanya.
Brengsek bener nih security .. sekali-sekalinya maksa ngisap, eh dikeluarin di dalam juga ...
Gerutuku kesal. Beruntung sisa-sisa getaran dari orgasme-ku yang barusan masih terasa sekali di sekujur tubuhku, jadi bisa menyamarkan rasa mualku karena harus menelan cairan spermanya.
" hhhaahhh .. nikmat bener Non ... mulut Neng memang top .. hisapannya ngalahin rasanya memek "
Arman menarik penisnya keluar dari mulutku sambil bergumam puas. Aku sendiri sudah hampir saja jatuh terduduk di lantai, lemas banget rasanya dihantam dua kali orgasme beruntun. Beruntung Arman menahan lenganku lalu menarikku setengah menyeret ke arah tempat tidur.
" Pindah ke tempat tidur yuk Non .. " Bisiknya sambil masih cengar cengir menyebalkan. Aku terpaksa mengikuti saja waktu dia mendudukkanku di atas matras.
" Terusin sini To ..," Panggilnya pada Anto yang masih diam di tempatnya. Anak itu berjalan ragu-ragu dengan menutupkan tangannya ke bawah pinggang.
Arman menariknya mendekat, lalu mendorong anak kecil itu menubruk tubuhku.
" Sana terusin goblok .. jangan pake malu-malu, rejeki nggak datang tiap hari .. " Katanya sambil tertawa-tawa. Aku yang tidak menyangka bakal ditubruk Anto kontan terdorong jatuh di atas matras. Tubuh anak itu ikut jatuh menindihku dengan keras.
" Aduh ..aduh maaf Kak .. maaf .." Katanya ketakutan sambil buru-buru merangkak bangun.
PLAK !!
" Tolol kamu .. ngapain minta maaf !! " Arman membentak kasar sambil memukul kepala Anto keras-keras," Dikasih enak malah minta maaf !! .. sana genjot susunya lagi tuh .. kamu belum keluar kan dari tadi ?? "
Anto menunduk saja ketakutan, dia masih duduk mengangkangi dadaku, tapi penisnya sudah lemas, mungkin saking takutnya pada sang kakak. Jadi batang kemaluannya itu Cuma menjuntai seperti ulat di atas buah dadaku.
" Ayo cepat dodol !! .." Bentak Arman lagi sambil mendorong kepala Anto," Aku bikin kopi dulu .. kalau aku balik belum kamu keluarin peju-mu di toket cewekmu .. tahu sendiri !! "
Anto diam saja menunduk tidak berani memandangku, sementara kakaknya melangkah mendekati meja di sudut ruangan dengan dispenser dan galon air di atasnya.
Aku memandang Anto, kasihan bener anak ini, batinku, jadi lupa kalau aku juga jadi korban sebenarnya di posisi ini. Pelan-pelan aku geser tubuhku turun. Anto melihat gerakanku jadi serba salah dan beranjak menjauh, segera aku menahan pantatnya, posisi wajahku sekarang jadi tepat di bawah pinggulnya, batang penisnya yang menjuntai lemas, menggantung dekat sekali dengan mulutku.
" ..sstt .. nggak apa To .. diterusin aja ya .." Bisikku sambil tersenyum meliriknya. Anak itu memandangku dengan wajah bingung. Tapi matanya tiba-tiba membelalak ketika aku mencakup penisnya dengan bibirku.
" .. adduh .. aduh .. Kak .. sshh .." desisnya antara bingung dan keenakan.
Aku menghisap pelan batang kemaluan Anto, tidak sampai setengah dari milik Arman besarnya, jadi dengan mudahnya aku bisa memasukkan semua bagian penisnya ke dalam rongga mulutku.
Anak itu memejamkan matanya waktu ujung kemaluannya menyentuh rongga atas mulutku. Sengaja aku biarkan beberapa lama disana, membiarkan batang yang lemas itu berangsur-angsur naik dan mengeras lagi.
Dan ternyata benar saja, belum 3 detik aku mengulum penisnya, ulat yang lemas itu sudah berubah menjadi batang kayu yang kokoh dan kuat.
Aku menarik mulutku kebelakang, terasa penuh sekarang setelah kemaluan Anto mengembang. Anak itu memandangku dengan mata berbinar, masih terlihat bingung, tapi terpancar rasa terimakasih disana menyadari apa yang sudah kulakukan. Aku membalasnya dengan senyuman manis.
Batang kemaluan yang sudah tegak menjulang itu kembali aku sambut dengan kuluman bibir lembutku. Kali ini lidahku ikut bermain disana, membasuh ujungnya dengan air ludah sambil sesekali aku permainkan batang penisnya dengan gigitan-gigitan lembut.
Ekspresi nikmat dari wajah Anto membuatku jadi makin berani bereksperimen. Masih sambil menjepit batang kemaluannya dengan bibirku, aku mulai menghisapnya dengan kuat seperti anak kecil menghisap susu dari botol minumnya. Anto membuka matanya menatapku heran, mulutnya mengernyit antara geli dan nikmat menjadi satu, pinggulnya diam, tidak bergerak maju ataupun mundur, seolah dia meresapi sensasi luar biasa yang menghajar selangkangannya.
Aku tersenyum, tidak jelas karena mulutku masih sibuk dengan kegiatan oralnya. Tapi ekspresi demi ekspresi yang muncul pada setiap eksperimen yang aku lakukan nyatanya membuatku makin bersemangat untuk mencoba kembali hal-hal yang lain.
Sesaat aku sedikit lupa dengan kehadiran Arman, sampai bayangan pemuda brengsek itu kembali berlutut di samping kami.
" Waduh waduh .. masih kurang ya Non ?? .. " Katanya sambil tersenyum memuakkan. Aku meliriknya sebal, sengaja tidak aku lepaskan penis Anto dari mulutku, menunjukkan betapa dengan adiknya aku bisa melakukannya tanpa paksaan.
Baru saja Arman duduk di samping matras tempat kami berbaring, bunyi telepon genggamnya terdengar melengking keras seperti dering bel sekolah. Telepon murahan batinku ..
Pemuda itu bergegas menaruh gelas kopi yang dibawanya di lantai di samping tempat tidur, lalu berlari cepat-cepat mengambil teleponnya. Pantatnya yang hitam terlihat jelek dan dekil waktu dia berdiri di depan meja dengan telanjang ..
Ya ampun baru sadar aku kalau dia sudah melepas semua bajunya dan tinggal berdiri telanjang bulat di tengah ruangan. Dasar orang yang menjijikkan !!
" Siap Ndan .. " Jawabnya sok militer. Dia berkacak pinggang sambil membelakangi kami, lupa kalau sedang tidak bercelana, " Siap Ndan .. segera melapor !! "
Jawabnya cepat sambil menutup teleponnya dan berbalik ke arah kami.
" Komandan sialan nih .. nggak tahu orang lagi enak .. " Gerutunya.
Aku pura-pura tidak tahu, selain juga sekarang aku sendiri sudah cukup sibuk melayani Anto yang mulai berani menggerakkan pinggulnya. Kepalaku sekarang malah sudah tidak lagi terangkat naik, tergeletak pasrah di atas bantal, sementara Anto menjejalkan penisnya keluar masuk mulutku seperti sedang bersenggama saja.
Awalnya aku pikir Arman akan segera berpakaian dan berlari pergi memenuhi panggilan komandannya. Jadi aku bisa melanjutkan sendiri permainanku dengan adiknya.
Tapi baru saja sedikit kegembiraan menghibur hatiku, sebuah sentuhan jari-jari kasar terasa merayapi paha dalamku. Spontan aku menarik pahaku kaget, tapi tangan yang lain segera menahan gerakan kakiku dan mendorongnya membuka.
" Masih bisa 15 menit lagi Non .. biarin deh diomelin komandan daripada ninggalin bidadari di atas ranjang .. " Gumam Arman sambil mulai mencumbui sekujur pahaku dengan bibirnya.
Aku menggelinjang pelan ketika ciuman Arman mulai memasuki area selangkangan dan pangkal pahaku. Lidahnya menyibakkan bulu- bulu lembut yang menutupi liang vaginaku dan menyusup masuk dengan liarnya. Dia tidak membuang waktu sama sekali, tidak mengeksplorasi yang lain, tapi langsung mengarahkan cumbuannya ke bagian paling sensitif ditubuhku.
Aku betul-betul kebingungan saat itu, sama sekali tidak bisa melihat apa yang dilakukan Arman, karena wajahku tertutup sepenuhnya oleh pinggang dan perut Anto yang menelungkup frontal di atasku.
Yang aku rasakan hanya ciuman-ciuman bibir kasar yang melumat bibir kemaluanku. Sesekali ketika bibir dan lidah itu menyibak masuk kedalam vaginaku, Arman menyelipinya dengan hisapan yang kuat kedalam liangnya, menyedot habis lendir kenikmatan yang mulai lagi mengalir keluar dengan derasnya.
Suara gesekan bibirnya yang basah mendecak keras menambah suasana mesum yang sudah sedari tadi terasa.
Aku tidak mampu lagi berpikir jernih. Cumbuan yang luar biasa itu membuat otakku seperti melayang jauh, nikmatnya menjalar hingga kesetiap sudut-sudut tubuh dan jiwaku. Membuat aku tidak bisa lagi berbuat lain kecuali menggeliat-geliat menahan sensasi rangsangan yang tidak tertahankan.
" haha .. enak ya Non ..??" tawa bangga Arman kini tidak lagi terlalu menggangguku, kenikmatan cumbuannya sungguh jauh melampaui cumbuan yang dilakukan oleh adiknya.
Tidak berapa lama aku rasakan tangan kekar Arman mendorong pahaku kearah luar, membentangkan vaginaku terbuka lebar. Aku tidak melawan, menantikan sentuhan lidahnya lagi disana, dengan semua kenikmatan dan sensasinya yang belum juga tuntas aku nikmati.
Lalu sebuah sentuhan yang aneh aku rasakan menggesek bibir kemaluanku, jari ? batinku sedikit heran, bukan, terlalu besar dan lunak ...
Ya ampun, penis !! Kesadaranku segera mengumpul menjadi kepanikan yang luar biasa. Ada penis di depan vaginaku !! teriakku panik dalam hati. Aku meronta bangun, mencoba merapatkan lagi kedua pahaku, tapi tangan Arman menahan kakiku kuat-kuat.di
Dorongan batang penisnya terasa membelah bibir vaginaku, aku meronta putus asa, tubuh atasku tidak bisa bergerak bebas tertindih pinggul dan paha Anto, satu-satunya jalan aku menyentakkan pinggulku keatas.
Ah, Meleset !!
Batinku senang waktu, gesekan batang kaku itu terasa melenceng keluar dari sasarannya.
Tapi kemudian, lengan kuat pemuda itu terasa menekan kuat di perutku, dia betul-betul berjuang untuk merengut keperawananku !! Batinku main panik.
Aku mendongakkan kepalaku, penis Anto tersentak lepas dari mulutku.
Anak itu memandangku heran, dia tidak menyadari pergulatan di tubuh bawahku, tapi melihat mataku yang bersinar penuh kekhawatiran, dia lalu segera beranjak pergi dari atas tubuhku. Anak baik !! .. Syukurlah .. satu beban terlepas !! Batinku sambil mengangkat tubuh atasku.
Aku lihat pemuda brengsek itu menekan perutku dengan lengannya sementara tangannya yang lain menahan kaki kiriku kearah luar. Susah payah dia mengarahkan penisnya ke pangkal pahaku hanya dengan gerakan pinggulnya, makanya beberapa kali dorongannya selalu gagal menembus belahan vaginaku.
Aku mengumpulkan seluruh keberanianku, sekarang atau tidak sama sekali !! Tekadku.
Kaki kananku yang bebas segera aku tarik jauh ke atas, lalu sekuat tenaga aku hentakkan kuat-kuat ke arah wajahnya.
BUUKKK !!
Meleset sedikit, karena wajahnya yang mengarah kebawah, jejakanku hanya menghantam pundak atasnya. Dia tersentak bangun, kesakitan bercampur kaget. Aku menarik kakiku lalu sekali lagi menghantamkannya kuat - kuat kebawah.

BUUKK !!
Kali ini telak menghantam dadanya.
Arman terjengkang ke belakang, tindihannya pada kakiku terlepas. Tubuh kekarnya jatuh terlentang kelantai. Beruntung tangannya masih sigap menyangga kebelakang dengan sikunya sehingga tubuhnya tidak telak jatuh terbanting.
Tapi bagian bawah tubuhnya jadi terbuka, kakinya mengangkang lebar memamerkan batang penisnya yang masih tegak dan berair, seperti tugu monas dengan bulu-bulu keriting di pangkalnya.
Sudut mataku menangkap gelas berisi kopi yang masih tergeletak tepat di samping tempatku berbaring. Asap yang masih mengepul menandakan isinya yang pasti masih sangat panas.
Secepat kilatan pikiran di otakku, segera saja aku sambar gelas itu secepatnya, dan sebelum pemuda brengsek itu menyadari tindakanku, kopi panas yang masih mengepulkan asap itu sudah mengguyur pangkal pahanya.
" AAADDDUUUUHH .." Dia meraung keras sambil mendekap kemaluannya. Tubuh kekarnya meringkuk menahan kesakitan yang luar biasa.
" LONTEEE BANGGSSAAATTT KAMU ..!!!!" Makinya sambil masih mendekap pangkal pahanya erat-erat.
Aku segera melompat bangkit, menyambar baju dan rokku lalu berlari secepatnya ke arah pintu kamar.
Langkahku terhenti sejenak di depan pintu, menyadari tubuhku yang masih sama sekali telanjang. Tidak mungkin aku mau berlari keluar, ke tengah mall dengan telanjang bulat seperti ini.
Waktu aku berbalik, Arman sudah merangkak bangun, tertatih berjalan kearahku dengan wajah geram penuh kemarahan dan rasa sakit.
" Berhenti !! " Bentakku, dadaku berdebar kencang, rasa marah, harga diri dan kemauanku untuk bertahan nyatanya mengalahkan rasa takut dan panik yang sedari tadi memenuhi pikiranku, " Kalau kamu mendekat lagi, aku akan buka pintu ini dan berteriak keras-keras !! " Ancamku sambil menatap pemuda itu tajam-tajam.
Arman berhenti, matanya menatapku penuh dendam. Tapi dia masih tersenyum mengejek waktu melihatku berdiri telanjang bulat di depan pintu.
" Bangsat kamu !! ... coba saja teriak !! Biar semua orang datang dan melihat tubuh bugilmu itu !! " Tantangnya, " .. pikirkan saja apa komentar orang kalau mereka melihat ada gadis sekolahan telanjang bulat di dalam kamar dengan 2 orang laki-laki ??.. "
Aku balas menatapnya dengan seluruh keberanianku. Tekadku sudah bulat, aku harus keluar, apapun resikonya.
" Boleh .. kamu mau coba ?? " Tantangku balik, " Kalau aku bilang, aku mau diperkosa ... memangnya siapa yang akan lebih dipercaya orang .. gadis sekolahan yang cantik, anak orang kaya, atau preman kampungan macam kamu ?? .."
Arman terdiam ... matanya menatap tajam ke arahku yang masih berdiri sambil memegang handle pintu kamar, bersiap untuk membuka. Dia mendengus geram, tapi nampaknya dia juga tidak berani mengambil resiko kalau aku sungguh-sungguh melakukan seperti yang aku katakan.
Melihat situasi nampaknya lebih berpihak ke arahku, segera saja aku memakai bajuku cepat-cepat. Baju luar saja cukup, pakaian dalam menyusul tidak masalah, batinku.
Pemuda itu sama sekali tidak bergerak, bahkan ketika aku selesai memakai rok abu-abuku.
" Anto .. tolong ambilkan tas dan sepatu kakak .. " Pintaku pada Anto yang masih meringkuk ketakutan di atas matras. Aku tidak mau mengambil resiko melangkah lagi mendekati Arman.
Beruntung anak itu, walaupun sambil sesekali melirik khawatir ke arah kakaknya, kemudian melangkah cepat-cepat mengantarkan barang -barangku.
" Makasih ya To .. obatin kakakmu tuh .. kasih odol atau kecap biar nggak melepuh .. " Bisikku antara geli dan kesal.
Lalu tanpa menunggu lagi, segera aku tarik cepat-cepat handle pintu itu, membukanya lebar-lebar dan lari secepatnya keluar ruangan dengan berbagai perasaan yang campur aduk, bangga, lega, takut, bercampur menjadi satu.
Beberapa orang pengunjung mall yang menatapku keheranan aku abaikan saja. Dengan tanpa peduli kondisiku yang masih acak-acakan aku berlari menuju eskalator turun menuju tempat parkir. Tas dan sepatuku aku peluk saja di depan dada sekalian menutupi buah dadaku yang tidak terbungkus pakaian dalam. Masih trauma sekali rasanya .. mungkin perlu beberapa hari sebelum aku berani beraksi lagi.

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian