Senin, 27 Februari 2017

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 16 Tempat Yang Aman Part 2

#####################

Di tengah ladang jagung yang belum panen, saat terik matahari sedang panas-panasnya,seorang lelaki berperut tambun berjalan tergesa-gesa ke sebuah gubuk tempat ia kerap beristirahat sejenak usai bekerja sebagai seorang buruh tani. Di gubuk itu sang majikan juga berehat sejenak setelah memantau para buruh taninya bekerja. Ia duduk menatap hamparan ladang jagung miliknya. Namun, alih pandangnya mendadak berubah ketika melihat seorang buruh taninya mendatanginya dengan tergopoh-gopoh

“Pak paijo, pak paijo...” ucap pak bejo, salah seorang buruh tani, sambil berjalan tergesa-gesa menyahut majikannya, pak paijo.

“Ada apa kok kamu jalan terburu-buru seperti itu?” tanya pak paijo menyambutnya dengan penuh rasa heran

“Huh, huh, huh,” Pak bejo menghela nafas sejeneak usai sampai di gubuk.

“Ayo sini duduk dan ambil nafas dulu.. Lagian juga ngapain kamu jalan terburu-buru seperti itu, kan pelan-pelan bisa” pak paijo mendekati buruh taninya yang baru tiba di gubuk.

“Iyaa maaf pak. Soalnya ada yang saya ingin tanyakan... fuuhh Hhhmm... apa bener anak laki-laki bapak mau ke sini?” tanya pak bejo mengambil posisi duduk di dekat pak paijo

“Kamu denger berita dari siapa? Enggak kok, yang mau datang itu bosnya anak lelakiku” jawab pak paijo

Pak bejo membisu sesaat ketika berita yang diterimanya tersebut diklarifikasi oleh majikannya. Mimik wajah lelaki itu sontak terlihat lesu.

“Loh, loh, kenapa wajahmu tiba-tiba jadi lesu begini? Tadi saya lihat kamu bersemangat sekali menghampiri saya ke sini” ucap pak paijo menatap wajah pak bejo

“Heeem... gini loh pak, tadi saya habis dari rumah bapak. Nah, terus ketemu ibu. Si Ibu bilang tolong tanyain bapak, apa bener si haris, anak bapak, mau ke sini” ucap pak bejo menjelaskan kepada majikannya

Pak paijo mendadak tersenyum. Lelaki tua itu juga menggelengkan kepalanya bersamaan dengan senyumnya tersebut. Pak bejo yang melihatnya heran mengapa sang majikan sontak tersenyum.

“Loh, kok bapak malah senyum?” heran pak bejo

“jo, jo, jo ckckck... aku udah tahu isi otakmu itu. Kamu kecewa kan pas aku bilang kalo anakku enggak ke sini? Pasti otakmu udah ngira kalo anakku ke sini, itu berarti si nia ikut, kan? Makanya wajahmu langsung kelihatan lesu pas tahu anakku gak kesini, karena itu berarti si nia juga gak ke sini. Betul gak?” pak paijo menjelaskan kepada buruh taninya.

“hehehe... kok, bapak bisa tahu sih?” pak bejo tersenyum heran sambil menggaruk kepalanya.


“yaiyalah... isi otakmu setahuku itu cuma niaa mulu kalo denger kabar anakku si haris” timpal pak paijo

“hehehe” senyum pak bejo

Pak bejo tersenyum sendiri mendengar penjelasan majikannya. Hatinya mengiyakan dan mengamini itu semua. Bagaimana tidak, lelaki yang ditinggal istri dan anaknya tersebut begitu kesepian. Namun, semenjak hadirnya menantu pak paijo, nia, dalam kehidupannya. Kesepian itu sirna begitu saja. Dalam hatinya, ia memendam kerinduan terhadap wanita itu.

“Eh dia malah melamun... ceritanya nih kamu kangen sama si nia nih?” ucap pak paijo berbicara berdua dengan pak bejo.

“Lah, memang si bapak enggak apa?” pak bejo bertanya balik

“Kalau aku tuh kangen sama cucuku, si bayu, kapan dia ke sini lagi hhhmmmm” ucap pak paijo menatap awan

“Alaaaahhhhhh kangen bayu, apa kangen ibunya bayu?” pak bejo meledek majikannya

“Dua-duanya si jo.. hehe” sahut pak paijo

“tuh kan... dikira saya doang, ternyata pak paijo juga” balas pak bejo melihat majikannya tersenyum

Majikan dan buruh taninya itu rehat bersama di gubuk tempat mereka biasa bercengkrama. Kelas sosial di antara mereka seolah hilang setelah banyak hal keduanya lalui. Hingga suatu saat keduanya akan menyambut seseorang yang belum dikenal...

###################

Pada jam istirahat di kantor haris, lelaki yang tidak berniat mempertahankan rumah tangganya itu sibuk menelepon seseorang mengunakan telepon seluler miliknya. Entah siapa itu. Sepertinya tidak begitu penting yang lelaki itu hubungi karena Ia lebih banyak tersenyum terkadang tertawa ketika menelepon seseorang tersebut. Pada akhir kalimat pembicaraan ia mengatakan,

“Sabar sayang, sebentar lagi aku bakal ceraiin si nia itu kok. Tapi, kamu juga nanti ceraiin suamimu itu yaa. Setelah itu baru kita berdua menikah dan hidup bersama deh...” ucap haris tersenyum sambil duduk di kursi dekat meja kerjanya

Tanpa dia sadari ucapannya itu didengar oleh seseorang.

#######################


“Wihhhhh kamar kakak penuh bangett isinya. Ada komputernya, ada televisinya, ada laptop juga lagi” kagum bayu melihat isi kamar sepupu lelakinya, Jodi.

“aaahh kamar mas jodi biasa aja kalii. Komputer sama laptop kan udah lumrah banget” jodi merendah

“masalahnya aku gak punya selengkap mas jodi” bayu balas merendahkan dirinya

“Yaudah deh. sekarang kamu taruh barang bawaanmu di sana tuh” jodi menunjuk ke arah lemari pakaiannya.

Sambil menaruh barang bawaannya, Bayu begitu kagum melihat seisi kamar sepupunya yang terletak di lantai 2. Kamar yang dilapisi cat berwarna biru tua itu dimana-mana tertempel poster bergambar tempat-tempat di seluruh dunia, seperti paris dengan menara eiffelnya, roma dengan Colosseumnya, dan New York dengan keprestiusan kotanya. Ia juga nmelihat tempelan poster berisi kata-kata mutiara dan motivasi yang ditulis dengan huruf berwarna-warni. Selain itu ia melihat komputer di dekat meja belajar jodi yang bersebelahan dengan lemari pakaiannya. Dan, laptop yang tergeletak begitu saja di atas kasur. Sementara televisi terletak di bawah lantai. Tampaknya sepupunya itu jarang menonton televisi karena melihat televisi tersebut begitu berdebu. Tak hanya itu, ia melihat ranjang sepupunya begitu besar untuk satu orang. Ranjang itu dilapisi sprei bergambar salah satu lambang klub sepak bola.

“Mas jodi sekarang udah kuliah yah?” tanya bayu usai menaruh barang bawaannya

“Iya nih... yasudah kamu duduk dulu gih di atas kasurku. Gak enak ngobrol masa sambil berdiri” jawab jodi yang duduk di kursi meja belajarnya

“Iya mas makasih” senyum bayu sambil duduk di ranjang.

“Kamu sendiri gimana sekolahnya? Bagus gak nilainya?” tanya jodi kepada sepupunya

“Bagus kok mas” jawab bayu singkat dengan berbohong, padahal anak itu mendapatkan nilai matematika yang kurang memuaskan

“Bagus deh kalau begitu. Biar nanti kalo udah gede kuliahnya bisa di tempat mas jodi” jodi memuji

“Memangnya mas jodi kuliah di mana?” tanya bayu heran

“Iya, mas jodi kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia” jawab jodi dengan berbangga hati

“Keren dong yaa mas” puji bayu kepada sepupunya

“Yasudah, kamu istirahat dulu gih... mau nonton televisi silahkan, mau main komputer silahkan, mau tidur juga boleh. Mas jodi mau keluar sebentar dulu yaa..” ucap jodi bangun dari kursinya

“Oke mas” balas bayu masih duduk di kasur sepupunya.


Sementara itu, di lantai bawah nia dan kakak perempuannya, mira sedang berbicara satu sama lain di atas sofa. Ibu dari bayu dan ibu dari jodi itu tampak serius ketika berbincang. Mata keduanya saling menatap. Posisi duduk kedua menyerong sambil berhadapann

“Kamu ada apa nia kok bisa kesini bawa barang bawaan banyak banget?” tanya mira, kakak nia, heran

“Aku mau numpang nginep di sini bolehkan, kak?” tanya nia berbalik belum menjawab pertanyaan sang kakak

“Boleh, boleh banget kok kamu nginep di rumah kakak. Lagipula rumah kakakkan sepi. Jadi, gak ada masalah. Tapi, kamu musti jawab dulu kenapa kamu bisa sampai mau nginep di sini?” tanya mira kembali

“Heemm.... mas haris kak... mas haris....” ucap nia mulai berkaca-kaca sambil mengingat-ngingat hal yang baru saja dilewatinya sambil memeluk sang kakak.

“Suamimu kenapa? Ayo cerita yang jelas” tanya mira penasaran sambil memeluk nia kembali

“Mas haris selingkuh kak... mas haris selingkuh dariku kak....aku melihat isi ponsel dia yang terdapat banyak sms dari selingkuhannya, pakai kata-kata sayang lagi kak” Nia bersedih

“kamu gak coba omongin baik-baik dulu sama suami kamu, kan kalo udah begini kasijhan anakmu nia?” mira menasehati sambil melepaskan dekapan nia

“Udah kok kak, udah. Tapi, memang gak ada itikad baik sama sekali kayaknya dari mas haris untuk mempertahankan rumah tangganya kak. Dia cuma lebih mikirin bayu kalo ketemu. Dia gak pernah nanya kabar aku selama aku pisah ruimah dengannya. Dia gak tanya aku tinggal dimana” nia menjelaskan panjang lebar dengan menitikkan air mata

“Hah? jadinya kamu udah pisah rumah selama ini? dari kapan? Terus kemarin-kemarin kamu tinggal di mana” tanya mira cukup terkejut karena dia kira adiknya itu baru pisah rumah.

Nia terdiam sejenak. Dia tidak mungkin menceritakan kalau selama ini dia tinggal menumpang dengan seorang lelaki paruh baya yang memberinya tumpangan sementara. Terlebih, dia juga tak mungkin menceritakan selama ini dia sudah ditiduri oleh lelaki yang memberinya tumpangan itu, termasuk lelaki yang pernah menidurinya yang lain.

“Emmm aku tinggal di rumah temenku kak. Tapi, aku mgerasa gak enak aja kalau terlalu berlama-lama di sana” nia berbohong kepada kakaknya.

“Heemmm oke yasudah. Sekarang kamu sama anak kamu untuk sementara tinggal di siini aja dulu. Tapi inget masalah rumah tangga kamu musti dikelarin secepatnya. Gak bisa didiemin terus nia...” mira mengingatkan

“iya kak akan aku selesaikan secepatnya” timpal nia

Ketika berduanya sedang bercakap-cakap, jodi turun dari lantai dua. Mira lantas melihat anaknya itu. Sementara jodi melihat sepertinya sang mama dan tantenya sedang terlibat dalam pembicaraan yang amat serius. Dia melihat sang tante matanya agak sembab seperti habis menangis.

“Eh, maaf, jodi ganggu yaa. Yaudah deh jodi balik ke atas lagi kali yaa” ucap jodi mencoba berbalik badan

“Jodi, enggak kok jod. Kamu memang mau kemana?” tanya sang mama melihat putranya dari jauh

“Jodi mau beli makanan di warung dekat sana maa, buat bayu” jawab jodi membalikkan badannya kembali menghadap sang mama.

“Yaudah sana beliiin” sahut sang mama kepada putranya

Mendengar respon sang mama, jodi melanjutkan tujuannya untuk keluar rumah, yakni membelikan sepupunya makanan.

Sementara itu, bayu di kamar sepupunya tampak kebingungan ingin melakukan apa. Padahal, ia dikasih kebebasan menggunakan peralatan yang dimiliki sepupunya di kamar itu. Ia terduduk terdiam sejenak di atas ranjang kamar itu. Ia malah berpikir bahwa ia sangat bersyukur kini ia berada di tempat yang aman untuk dirinya, khususnya mamanya. Ia tidak khawatir lagi mamanya bakal diganggu oleh pak broto. Kini ia sudah jauh dari tempat itu. Ketika sedang melamun sejenak, pandangan mata bayu terbersit ke arah laptop sepupunya. Ia lantas mengambil laptop tersebut dan mencoba menyalakannya. Kebetulan laptopnya menyala. Padahal, anak itu berpikir laptop sepupunya tersebut baterainya kosong atau sudah bocor sehingga memerlukan charger.

Bayu pun menunggu tampilan desktop dalam laptop sepupunya utuh. Setelah itu ia melihat-lihat isi laptop tersebut. Ada cukup banyak permainan. Namun, tak kalah banyaknya dokumen-dokumen tugas kampus sepupunya. Tentu, ia harus hati-hati kalo begini jadinya. Namun ketika asyik menggunakan laptop. Jodi, sepupu bayu, tiba-tiba masuk ke kamarnya dan,

“Ettss...etss...etsss jangan gunain laptopnya bayu!” sahut jodi buru-buru merampas laptopnya dari tangan bayu.

“Eh, iya? Maaf mas jodi...” jawab bayu

“Iyaa gapapa kok. Bukannya gak boleh yaa. Soalnya dalam laptop ini banyak file penting yang kalo hilang atau kehapus wahh bisa kacau” jodi menjelaskan kepada bayu

“Iya mass maaf sekali lagi, bayu gak tahu” bayu mencoba meminta maaf kembali

“Iya udah gapapa, gak usah dipikirin juga. Kalau kamu mau gunain internet atau main game, pakai komputer mas jodi aja” jodi menawarkan.

“Iya mas. nanti aja deh gunain komputernya. Aku mau tidur dulu ajaa. Lagipula, tadi aku bingung mau ngapain” ucap bayu mengambil posisi berbaring di ranjang

“Oke deh kalau mau kamu begitu. Mas jodi mau ngetik dulu yaa ” sahut jodi sambil memegang laptopnya.

Jodi mengambil posisi duduk di lantai bawah kamarnya sambil sibuk dengan laptopnya siang itu. Sementara bayu hendak tertidur untuk beristirahat sejenak sebelum memibicarakan bagaimana sekolahnya besok dengan sang mama. Keduanya pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing

Sementara di lantai bawah, nia dan kakaknya tidak terlihat lagi di ruang tamu. Keduanya sudah berada di kamar. Ya, kamar mira. Di sana keduanya tampak duduk bersama di atas ranjang. Nia memandangi kakaknya yang mengenakan hijab. Padahal, dulu kakaknya berpenampilan cukup seksi. Namun, entah apa yang membuat kakaknya memilih untuk berhijab. Nia terus memandangi sang kakak. Kakaknya sedang sibuk menggunakan ponselnya. Entah siapa yang dihubungi. Nia begitu kagum pada sang kakak. Ia bisa sendirian mengurusi buah hatinya sendiri ketika ditinggal mati suaminya. Wajar saja, mira menggunakan warisan sang suami untuk membuka usaha butik muslimah dan restoran. Dan, usahanya itu terbilang berhasil. Nia membandingkan dengan dirinya yang tak bisa apa-apa sekarang. Cukup lama sang kakak menelepon. Itu membuat nia memilih beristirahat sejenak di atas ranjang kakaknya.

Siang itu bayu dan mamanya beristirahat secara terpisah. Bayu tidur di kamar sepupunya. Sementara sang mama tidur di kamar di tantenya. Anak itu tertidur pulas hingga sore hari membuatnya terbangun begitu saja.

“Hoaaaheeeeeemmm......” bayu terbangun menguap melihat seisi kamar.

Anak itu tidak melihat sepupunya di kamar . Ia hanya melihat laptop sepupunya yang menyala dan ditinggalkan begitu saja. Bayu lekas ingin mematikan. Ia turun dari ranjangnya dan mencoba mematikan secara perlahan posisi laptop yang sedang screensaver. Namun, tiba-tiba ia terkejut ketika melihat layar laptop yang sudah pulih kembali menampilkan sesuatu yang membuatnya amat terkaget. Karena panik dengan yang ia lihat dan khawatir sepupunya kembali, ia buru-buru saja tinggalkan laptopnya di lantai dan kembali naik ke ranjang dengan posisi berbaring kembali. Lama ia menunggu sang sepupu yang belum balik ke kamar. Itu membuatnya amat penasaran dengan isi laptop sang sepupu setelah melihat sesuatu yang mengejutkannya barusan. Karena dihantui rasa penasaran, ia mencoba turun dari ranjangnya. Namun,

“Eh, bayu udah bangun?” sapa jodi yang membuka pintu kamar

Bayu cukup kaget dengan sapaan sepupunya, “Eh, mas jodi? Iya nih mas aku baru bangun”

Ketika melihat bayu terbangun, jodi lantas menutup laptopnya begitu saja dan memegangnya. Bayu memperhatikan hal tersebut. Justru itu membuatnya makin penasaran. Tak ingin berlama-lama di kamar sepupunya, ia mencoba ke lantai bawah seraya menemui sang mama. Ia keluar kamar sang sepupu dan menuruni tangga. Sesampai di bawah, ia bingung dimana posisi mamanya sekarang karena setahu dirinya ia terakhir kali melihat sang mama di ruang tamu. Ketika dalam posisi bingung itu, tante miranya menyapanya.

“Bayu nyari apa? nyari mamanya yaa? Mamanya ada di kamar tante tuh...” ucap tante mira kepada bayu.

Bayu tak sempat membalas jawaban sang tante. Ia terkejut melihat tantenya... anak itu terdiam mematung....

Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar