Selasa, 28 Februari 2017

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 17 Tempat Yang Aman Part 3

"Bagus haris, segeralah kamu ceraikan istrimu itu. Dengan begitu, saya akan langsung memilikinya” pak arso tersenyum puas di dalam ruangannya setelah menguping pembicaraan haris

Hanya saja, pak arso tidak tahu kalau nia sudah tidak lagi berada di tempat kosnya. Begitu juga dengan pak broto di rumahnya yang sedang duduk tertidur lelap, ia lengah karena terlalu lelah usai bersetubuh dengan nia kemarin malam bersama pak arso, sehingga tidak mengetahui kalau wanita itu sudah angkat kaki dari tempat kos miliknya. Andai ke jdua lelaki itu sudah menyadari, mereka tidak akan tinggal diam.

###########

“Uhh mama, mama seksi banget sihhh.... jodi jadi kepengen ngentot sama mama nih mah....” jodi berbicara pelan sendiri di kamarnya sambil fokus memandang laptopnya.

Jodi sedang sibuk di kamarnya setelah bayu turun ke bawah mencari sang mama yang tidak ia lihat sejak berada di kamar sepupunya. Di kamarnya, jodi sedang melihat satu per satu foto mamanya ketika tidak sedang mengenakan hijab.

Sementara di lantai bawah bayu terkejut ketika melihat tante mira tidak mengenakan hijab dan pakaian gamis yang menutup seluruh tubuhnya. Malahan, sekarang tantenya hanya mengenakan daster kuning bermotif kembang dengan belahan dada yang terpampang jelas di mata anak itu. Menyaksikan pemandangan tersebut, Bayu tidak sangka tantenya lebih seksi ketimbang sang mama. Menurutnya pula, ukuran buah dada tantenya lebih besar dari pada mamanya.

“Bayu, kok kamu kelihatan bingung, nyari mama ya? Mamanya ada tuh di kamar tante” ucap tante mira melihat bayu tampak bingung.

“Ohhh.. di kamar tante” sahut bayu kepada tantenya

“Iyaa..., yuukk bareng sama tante ke kamar ngelihat mama” jawab tante mira

Bayu berjalan bersama tante mira ke kamar melihat sang mama yang berada di sana. Selagi berjalan, bayu sesekali memperhatikan lekak-lekuk tubuh tantenya yang amat terawat. Jenjang kaki putih, lengannya sintal, padat dan berisi. Lelaki mana yang tak tergoda dengan tantenya, beruntung sang tante sudah mengenakan hijab bila berada di luar rumah, tanpa perlu khawatir lagi digoda oleh kaum adam yang tak bertanggung jawab.

“Tuh mamanya tuh lagi istirahat di kasur” tante mira menunjukkan ke bayu bahwa mamanya sedang duduk bersandar di atas ranjang.

“Eh iya tuh, mamaaaaa......” panggil bayu berjalan memeluk sang mama

“ehhh kamuu deee....ada apa?” nia beranjak berdiri turun dari ranjang menyambut rangkulan sang putra.

Bayu memeluk sang mama yang berdiri dihadapannya. Cukup terkejut sebetulnya anak itu. Kini sang mama sama halnya dengan tante mira di kamar, hanya mengenakan daster yang tingginya sepangkal paha. Entah kapan mamanya berganti pakaian pikir anak itu. Namun, daster yang keduanya kenakan berbeda. Jika tante mira menggunakan daster bermotif bunga berwarna kuning, sang mama mengenakan daster berwarna coklat muda polos yang tidak pernah bayu melihatnya. Mungkin itu daster pinjaman sang tante.

“Kamu ngapain aja tadi di atas sama mas Jodi?” tanya nia kepada putranya

“gak ngapa-ngapain kok ma, palingan cuma istirahat aja maa... habisnya aku cape juga.... apalagi mas Jodinya juga lagi sibuk” balas bayu dalam pelukan sang mama

“Ohh gituu” nia mengelus rambut sang putra

Dalam dekapan sang mama, bayu tampak merasa aneh. Kepalanya yang terdekap erat dan menempel pas di bukit kembar membusung sang mama yang terbungkus daster membuat penis bayu di balik celana pendeknya pelan-pelan tegak berdiri menyentuh bagian paha mamanya. Tak hanya itu, dalam hangatnya dekapan sang mama, bayu sempat mencuri-curi pandang ke belahan dada mamanya. Ada apa dengan anak ini?

“Sebegitunya yaa anak sama ibunya.... beda banget si bayu sama jodi..” ucap mira melihat nia memeluk bayu

“Beda kenapa kak?” tanya nia penasaran sambil tetap memeluk sang putra

“Yaa bedaa ajaa. Si jodi itu gak peduli sama mamanya. Berangkat kuliah gak ada pamit. Kalaupun iya palingan itu anak minta uang jajan doang. Pokoknya itu anak sibuk sendiri deh” jawab miraa

“hemm Jodi kan udah gede kak, egonya lagi tinggi... sementara bayu kan masih mau abg...masih butuh perhatian lebih dan pengarahan” balas nia menatap sang kakak

Sembari memeluk bayu, nia merasakan ada benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya. Dia pikir sejenak benda apa yang menyentuh salah satu bagian tubuhnya. Karena tak mau menebak-nebak, ia melepas pelukannya kepada sang putra sembari melirik ke bagian benda yang menyentuhnya. Betapa terkejutnya nia setelah menyadari kalau benda hangat yang menyentuh pangkal pahanya barusan adalah penis sang putra yang sedang tegak berdiri. Nia mendadak menjadi khawatir jangan-jangan kemaluan bayu yang berdiri karena terangsang oleh dirinya.

“Hei nia... kok malah diemm sih, ayo mikirin apa?” tanya mira terheran

“ehh... emm gak ada apa-apa kok kak...” nia sontak terkaget

“Udah kamu gak usah khawatir, kamu boleh kok tinggal di sini sesuka hati kamu” sahut mira kepada sang adik

“Tapi kak?” tanya nia ragu

“Iya udahh gak usah dipikirin deh....” balas mira kembali

Di tengah pembicaraan kakak dan adik tersebut, bayu menyela, “Tante mira, boleh gak aku tidurnya satu kamar sama mama aja. Takutnya ganggu mas Jodi di kamarnya” ucap bayu mohon kepada sang tante.

“Boleh kok..boleh... Lagipula masih ada kamar tamu di sebelah kamarku. Kalian di sana aja” ucap mira sembari tersenyum menawarkan

“Maa, kita pindah ke sana yaaa” pinta bayu memohon sembari melirik mata sang mama

“Emm gimana yaaa...... hehe... Iyaa deh kita ke sana deh. Maaf yaa kak, jadi ngerepotin nih” balas nia kepada kakak dan putranya

“Ohh enggak kok. Malah enaak rumah jadi rame nihh karena ada kamu sama bayu” sahut mira menanggapi ucapan sang adik.

“Yaudah deh dek, kamu ambil barang bawaan kamu gihh, terus kita pindah ke kamar tamu yang tante mira saranin” perintah sang mama

“Oke maa, bayu ke atas dulu yaa” sahut bayu

Usai meminta sang anak mengambil barang-barangnya, Nia lalu segera memindahkan perlengkapan yang dibawanya dari kamar sang kakak ke kamar tamu yang berada di sebelah kamar kakaknya. Sementara bayu kembali ke kamar sepupunya untuk mengambil barang-barang kepunyaannya yang ia taruh di sana.

“Eitss buru-buru banget mau pulang?” tanya Jodi yang masih sibuk dengan laptopnya melihat kesibukan bayu

“Siapa bilang aku mau pulang mas? orang aku pengen pindah ke bawah” balas bayu kepada sepupunya

“Ohh kirainn..” timpal jodi

################


“Pak paijo, akhir pekan besok saya ke tempat bapak untuk membicarakan sekaligus melihat ladang jagung bapak, sesuai dengan rencana kemarin. Bagaimana pak?” tanya pak arso lewat sambungan ponsel di atas kursi kerjanya.

“Ohh tentu bisa pak. Siapa yang enggak mau diajak gabung untuk urusan bisnis, apalagi bisnisnya sekelas bosnya anak saya lagi hehe” pak paijo tersenyum saat sedang dihubungi pak arso

“Ahh bapak bisa ajaa. Yaudah deh yaa pak nanti besok pas hari keberangkatan saya hubungi bapak lagi. Terima kasih pak paijo.. mari...” ucap pak arso memutus sambungan ponselnya dengan pak paijo.

Di kampung halaman haris, Ayah haris, pak paijo, sedang menjawab panggilan ponsel dari atasan anaknya, pak arso, terkait kerjasama bisnis yang akan dijalaninya. Ketika panggilan itu tersambung, pak paijo sedang berada di sekitar ladang jagungnya memantau para buruh taninya bekerja. Namun, ada yang memperhatikan ketika pak paijo berbicara melalui ponselnya.

“Siapa pak?” tanya pak bejo, buruh tani pak paijo

“Ini atasan anak saya yang rencananya mau ke sini” ucap pak paijo

“ohhh...Kapan pak mau ke sininya? Sendirian?” tanya pak bejo yang ingin tahu sekali

“Sabtu besok, memangnya kenapa? Kamu ngarep dia dateng bareng nia ke sini? jangan ngacoo kamu” sindir pak paijo kepada pak bejo yang selalu mengharap kedatangan nia.

“Yeee si bapak orang nanya juga. Kan gak ada salahnya juga” gerutu pak bejo

“Yaudah sana.. kamu kembali bekerja lagi... gak enak tuh dilihatin buruh tani yang lainnya” perintah pak paijo kepada pak bejo

“Iyaa pak paijoooo” pak bejo menurut

Ketika pak bejo pergi kembali bekerja, pak paijo berbicara sendirian, “Mungkin gak yaa pak arso itu ajak nia? emm.. mendingan bilang ke pak arso, supaya dia mau ajak haris... kan biar sekalian haris bawa nia dan cucuku hehehe” senyum pak paijo sendirian di kala buruh taninya sedang sibuk bekerja.


###########

Pemandangan di rumah kakak nia, mira, tanpa tenang dan damai. Tak ada gejolak masalah berada sebelum atau sesudah nia beserta putranya di sana. BegItu pula yang terjadi dari pagi hingga malam hari di rumah itu usai nia dan bayu hadir di tengah mira dan putranya, jodi. Semua penghuni sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Jodi sibuk sendiri dengan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa. Sementara mira sibuk dengan usaha yang digelutinya semenjak ditinggal mati sang suami. Bagaimana dengan bayu dan nia?

Bayu dan nia sibuk di kamar tamu yang menyatukan mereka kembali dalam kehangatan. Mereka saling bercerita dan bercanda ria bersama, serta menikmati tidur siang bersama hingga sore hari tiba. Tampak kegembiraan menyelimuti hati nia dan bayu setelah melalui banyak hal yang sulit keduanya pahami.

Sore itu, di kamar tamu, rumah kakak nia,..

“Ma, mandi bareng yukk. Kan aku udah lama gak mandi bareng sama mama” pinta bayu terduduk di pinggir ranjang menatap sang mama yang sedang mempersiapkan perlengkapan mandinya.

“Ihh... kamu kan udah mau gede de... masa masih mandi sama mamanya? Gak malu apa?” nia menjawab tersnyum

“Yahhh gak boleh yahhh maa? Yaudah deh kalo gitu” bayu cemberut

“ckck...bukan gak boleh, tapi kan nanti kalo udah gede kamu harus mandi sendiri. Masa sih mandi bareng mama terus” ucap nia memberi pengertian

“Sekali ini aja kok ma... aku kan belum gede jugaa” gerutu bayu

“hemmmm.... Iya deh iyaa bolehh... tapi jangan keseringan ya...” sahut sang mama mengambil handuk

“Eh beneran maa? Horee.....aku bisa mandi bareng sama mama lagi....” ucap bayu dengan girangnya

Diikuti bayu, Nia yang masih mengenakan daster coklat yang ia pakai tadi siang berjalan keluar dari kamarnya ke kamar mandi yang letaknya di luar kamar mereka, tepatnya di pojok belakang rumah mira dekat dapur. Sementara pemandangan di luar kamar tampak begitu sepi.

Sesampainya di dalam kamar mandi, bayu melepas pakaiannya lebih dulu, lebih cepat dari biasanya. Anak itu lalu memperhatikan sang mama yang baru dan sedang mencopot dasternya sendiri. Ia perhatikan seluruh jengkal tubuh sang mama satu per satu yang perlahan tidak tertutupi sehelai benang pun.

“wihh mama tetenya gede banget yah, aku kok baru nyadar sekarang... pantes aja bapak-bapak itu demen banget nenen sama mama” gumam bayu dalam hati memelototi payudara mamanya

“Heii kok ngelamun gitu?” ujar nia

“hemmm gapapa kok ma..,yaudah deh maa yukk kita mandi..” sahut bayu yang terkejut ketika sang mama menyentak dirinya.

Nia memandikan puteranya terlebih dahulu. Ia sirami dan sabuni tubuh sang putra merata dari ujung atas hingga ke ujung kakinya. Wanita itu sempat terkejut ketika melihat penis sang putra tegak berdiri ketika sedang menyabuninya. Sementara bayu dari tadi memerhatikan kedua buah dada mamanya yang menggelantung ketika sedang memandikan bayu.

Setelah memandikan bayu, giliran nia membersihkan dirinya. Ia basahi dan sabuni seluruh jengkal tubuhnya sama seperti yang ia lakukan kepada bayu. Sedangkan bayu, masih tetap sama ia terus memelototi tubuh sang mama. Namun, nia tidak begitu serius menanggapinya.

Setelah selesai mandi, Nia dan bayukembali ke kamar dengan berbalut pakaian baru yang mereka kenakan di dalam kamar mandi . Sementara pakaian yang sudah mereka pakai semenjak siang, mereka masukkan ke dalam bungkus plastik dan membawanya ke kamar. Nia lagi-lagi meminjam daster sang kakak. Dia tidak menyangka, meski sudah berhijab, ternyata sang kakak menyimpan daster-daster seksi yang sudah ia kenakan tadi siang, termasuk yang sedang ia kenakan saat ini. Kini ia memakai daster yang menampakkan puting buah dadanya yang bulat dan padat tampak menyembul keluar. Hanya saja, ia tidak begitu khawatir dan mempedulikan. Lagipula ia kini berada di rumah sang kakak perempuannya. Tak ada lagi laki-laki hidung belang yang berniat menidurinya.

Di lain hal, di dalam kamar, bayu mengenakan baju dan celana panjang piyama yang belum pernah ia pakai. Anak itu tampak masih terus memperhatikan sang mama yang sedang akan beranjak naik ke atas ke ranjang.

“De, kita tidur yuk...” ajak sang mama di atas kasur

“Keluar aja yuk maa...masih sore juga, gak bosen apa di kamar mulu” jawab bayu

“Lagipula kalo di luar kita mau ngapain? sepi kayaknya.... yuk tidur sini mendingan kita istirahat, apalagi kamu kan besok musti ke sekolah” ucap sang mama mengingatkan

“Oh yaaa....aduhh... aku kan besok sekolah, kenapa bisa lupa ya....” ucap bayu baru sadar

“yaudah tenang aja, mama udah bilang kok ke tante mira, nanti biar mas jodi yang anterin kamu pagi-pagi” nia menenangkan putranya

“Tapi, apa gak kejauhan yaa ma?” tanya bayu ragu

“Makanya besok kamu musti bangun pagi-pagi biar gak kesiangan” balas nia

“heeemm.....” bayu menghela nafas

Anak itu akhirnya menuruti juga kemauan sang mama. Ia beranjak menyusul naik ke atas ranjang kasur. Ia tidur bersebelahan dengan mamanya. Keduanya pula saling berhadapan. Bayu menghadap kanan, sang mama menghadap kiri.

“ma, enak yaa tinggal di rumah tante mira, tenang dan damai” ucap bayu memperhatikan wajah sang mama yang sedang memejamkan mata

“Iyaa,,,” jawab nia singkat

Bayu tak menanggapi kembali. Ia berpikir sang mama ingin tertidur. Anak itu lebih memilig melamun karena tidak mengantuk. Sembari melamun berbaring berhadapan dengan sang mama, bayu mulai memperhatikan belahan dada serta puting sang mama yang menyembul di balik dasternya. Sementara nia masih mencoba memejamkan matanya.

“Ma, bayu boleh gak lihat nenen mama?” tanya bayu polos

“Ihhssss.... mau ngapain?! kamu kan udah gede masa mau nenen lagi... gak boleh ahhh” nia sontak kaget membuka matanya

“Yahh mama mahh aku kan pengen lihat aja sebentar, masa gak boleh sih? Aku kan cuma kepengen tahu aja bentuk nenen yang dulu aku isep waktu masih bayi... boleh yah maa? Tolong dong maa,,,,” bayu merengek memohon

“Enggak boleh! ” tegas nia

“Yaudah deh kalo gitu” tanggap bayu ngambek sambil tidur erbalik membelakangi sang mama

“Kamu kan udah gede de... sebentar lagi kan abg” nia mencoba menasehati, namun bayu hanya terdiam.

Nia mengiba juga. Dia pikir apa salahnya jika sang putra melihat salah satu bagian tubuhnya. Lagipula, bayu anaknya sendiri.

“Yaudah nih de.... tapi sebentar aja ya...” nia memeloroti tali daster sebelah kanannya, perlahan-lahan ia turunkan bagian daster bagian kanan, sehingga pelan-pelan pula terpampang buah dada berputing coklat miliknya

Mendengar ucapan mamanya, Bayu berbalik kembali perlahan menghadap mamanya yang melunak.

“Uhh nenen mama gede yaa maa...” ucap bayu memperhatikan bagian kanan puting dan ukuran buah dada sang mama

“Hee’eem” nia hanya menggumam mendengar sang putra berbicara begitu

“Ma, yang kiri buka juga dong.....” pinta bayu kembali

“Udah satu aja ah” kesal sang mama

“Yah mama masa satu aja sihh, satu lagi dong ma.... biar aku ngelihatnya utuh, apa mungkin memang dulu aku kalo nete gak keduanya ya?”

“Heemm yahh keduanya lah.. udah satu aja yaa de....” nia menolak

“Ahhh yaudah deh kalo gitu, mending gak usah aja deh ma..” cemberut bayu berbalik kembali membelakangi sang mama

“yaudah deh nihhh satu lagi nihh...” sahut nia memeloroti daster bagian kirinya.

“Gitu dong maa.....” ucap bayu yang tidak jadi berbalik.

“Hee’eeem” nia menggumam memeloroti dasternya

“nenen mama gede banget yah maa” bayu memperhatikan serius kedua payudara mamanya

Nia hanya diam membisu. Namun, tiba-tiba bayu mendekat dan kedua tangan putranya meraih kedua bukit kembarnya.

“iIshhhhhbayu, kamu mau ngapainnn? Hhhssssss” nia sedikit memberontak kegelian ketika tangan sang putra mengenggam payudaranya

“maa.... aku pengen nete lagiiii...bolehh yaaa?” bayu merengek memohon

“ahhhhs kamu kan buka bayi lagi de....” ucap nia masih kegelian..

“uhhh mamaa mau nenen lagiii..... emmmmmm nyemmmmm slerrpppp srrruupppttt” mulut bayu sontak menghisap puting kanan sang mama yang ia genggam

“Ahhhhhsss bayuuuu kamuu gakk boleh nenen lagiii sayanggg ahhhssss” nia kegelian ...

“eeemmm emmm nyammm emmm srrupppttt....tapii enakkk maa” ucap bayu

“ehhsss udah dongg de.....” nia tak kuasa menolak

“maaaa yangg kiriii jugaa yaa?” tanya bayuu

“jangann bayuuu... kamu udah gak boleh nenen sama mama lagii ahhhss” ucap nia melihat sang putra masih mengenggam bukit kembarnya

“uhhsss tapiii maaa....nenen sama mama enakkk... emmm emmm nyammm sruppttt” bayu melahap payudara kiri sang mama

“ahhhhh bayuuuuu, udah dongg sayang nenennya” nia mencoba menolak melalui ucapan

Bayu bergantian melahap dan menghisap bukit kembar sang mama. Anak itu tampak menikmati bisa kembali menetek pada mamanya. Sementara nia tak sanggup berbuat apapun ketika sang putra kembali menyusu padanya. Ia menjadi serba salah. Namun, ketika keduanya sedang sibuk di kamar.... tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar mereka....

“Nia... bayu... kalian mau makan malam apa???” ucap mira membuka pintu kamar nia dan putranya


Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Senin, 27 Februari 2017

Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 16 Tempat Yang Aman Part 2

#####################

Di tengah ladang jagung yang belum panen, saat terik matahari sedang panas-panasnya,seorang lelaki berperut tambun berjalan tergesa-gesa ke sebuah gubuk tempat ia kerap beristirahat sejenak usai bekerja sebagai seorang buruh tani. Di gubuk itu sang majikan juga berehat sejenak setelah memantau para buruh taninya bekerja. Ia duduk menatap hamparan ladang jagung miliknya. Namun, alih pandangnya mendadak berubah ketika melihat seorang buruh taninya mendatanginya dengan tergopoh-gopoh

“Pak paijo, pak paijo...” ucap pak bejo, salah seorang buruh tani, sambil berjalan tergesa-gesa menyahut majikannya, pak paijo.

“Ada apa kok kamu jalan terburu-buru seperti itu?” tanya pak paijo menyambutnya dengan penuh rasa heran

“Huh, huh, huh,” Pak bejo menghela nafas sejeneak usai sampai di gubuk.

“Ayo sini duduk dan ambil nafas dulu.. Lagian juga ngapain kamu jalan terburu-buru seperti itu, kan pelan-pelan bisa” pak paijo mendekati buruh taninya yang baru tiba di gubuk.

“Iyaa maaf pak. Soalnya ada yang saya ingin tanyakan... fuuhh Hhhmm... apa bener anak laki-laki bapak mau ke sini?” tanya pak bejo mengambil posisi duduk di dekat pak paijo

“Kamu denger berita dari siapa? Enggak kok, yang mau datang itu bosnya anak lelakiku” jawab pak paijo

Pak bejo membisu sesaat ketika berita yang diterimanya tersebut diklarifikasi oleh majikannya. Mimik wajah lelaki itu sontak terlihat lesu.

“Loh, loh, kenapa wajahmu tiba-tiba jadi lesu begini? Tadi saya lihat kamu bersemangat sekali menghampiri saya ke sini” ucap pak paijo menatap wajah pak bejo

“Heeem... gini loh pak, tadi saya habis dari rumah bapak. Nah, terus ketemu ibu. Si Ibu bilang tolong tanyain bapak, apa bener si haris, anak bapak, mau ke sini” ucap pak bejo menjelaskan kepada majikannya

Pak paijo mendadak tersenyum. Lelaki tua itu juga menggelengkan kepalanya bersamaan dengan senyumnya tersebut. Pak bejo yang melihatnya heran mengapa sang majikan sontak tersenyum.

“Loh, kok bapak malah senyum?” heran pak bejo

“jo, jo, jo ckckck... aku udah tahu isi otakmu itu. Kamu kecewa kan pas aku bilang kalo anakku enggak ke sini? Pasti otakmu udah ngira kalo anakku ke sini, itu berarti si nia ikut, kan? Makanya wajahmu langsung kelihatan lesu pas tahu anakku gak kesini, karena itu berarti si nia juga gak ke sini. Betul gak?” pak paijo menjelaskan kepada buruh taninya.

“hehehe... kok, bapak bisa tahu sih?” pak bejo tersenyum heran sambil menggaruk kepalanya.


“yaiyalah... isi otakmu setahuku itu cuma niaa mulu kalo denger kabar anakku si haris” timpal pak paijo

“hehehe” senyum pak bejo

Pak bejo tersenyum sendiri mendengar penjelasan majikannya. Hatinya mengiyakan dan mengamini itu semua. Bagaimana tidak, lelaki yang ditinggal istri dan anaknya tersebut begitu kesepian. Namun, semenjak hadirnya menantu pak paijo, nia, dalam kehidupannya. Kesepian itu sirna begitu saja. Dalam hatinya, ia memendam kerinduan terhadap wanita itu.

“Eh dia malah melamun... ceritanya nih kamu kangen sama si nia nih?” ucap pak paijo berbicara berdua dengan pak bejo.

“Lah, memang si bapak enggak apa?” pak bejo bertanya balik

“Kalau aku tuh kangen sama cucuku, si bayu, kapan dia ke sini lagi hhhmmmm” ucap pak paijo menatap awan

“Alaaaahhhhhh kangen bayu, apa kangen ibunya bayu?” pak bejo meledek majikannya

“Dua-duanya si jo.. hehe” sahut pak paijo

“tuh kan... dikira saya doang, ternyata pak paijo juga” balas pak bejo melihat majikannya tersenyum

Majikan dan buruh taninya itu rehat bersama di gubuk tempat mereka biasa bercengkrama. Kelas sosial di antara mereka seolah hilang setelah banyak hal keduanya lalui. Hingga suatu saat keduanya akan menyambut seseorang yang belum dikenal...

###################

Pada jam istirahat di kantor haris, lelaki yang tidak berniat mempertahankan rumah tangganya itu sibuk menelepon seseorang mengunakan telepon seluler miliknya. Entah siapa itu. Sepertinya tidak begitu penting yang lelaki itu hubungi karena Ia lebih banyak tersenyum terkadang tertawa ketika menelepon seseorang tersebut. Pada akhir kalimat pembicaraan ia mengatakan,

“Sabar sayang, sebentar lagi aku bakal ceraiin si nia itu kok. Tapi, kamu juga nanti ceraiin suamimu itu yaa. Setelah itu baru kita berdua menikah dan hidup bersama deh...” ucap haris tersenyum sambil duduk di kursi dekat meja kerjanya

Tanpa dia sadari ucapannya itu didengar oleh seseorang.

#######################


“Wihhhhh kamar kakak penuh bangett isinya. Ada komputernya, ada televisinya, ada laptop juga lagi” kagum bayu melihat isi kamar sepupu lelakinya, Jodi.

“aaahh kamar mas jodi biasa aja kalii. Komputer sama laptop kan udah lumrah banget” jodi merendah

“masalahnya aku gak punya selengkap mas jodi” bayu balas merendahkan dirinya

“Yaudah deh. sekarang kamu taruh barang bawaanmu di sana tuh” jodi menunjuk ke arah lemari pakaiannya.

Sambil menaruh barang bawaannya, Bayu begitu kagum melihat seisi kamar sepupunya yang terletak di lantai 2. Kamar yang dilapisi cat berwarna biru tua itu dimana-mana tertempel poster bergambar tempat-tempat di seluruh dunia, seperti paris dengan menara eiffelnya, roma dengan Colosseumnya, dan New York dengan keprestiusan kotanya. Ia juga nmelihat tempelan poster berisi kata-kata mutiara dan motivasi yang ditulis dengan huruf berwarna-warni. Selain itu ia melihat komputer di dekat meja belajar jodi yang bersebelahan dengan lemari pakaiannya. Dan, laptop yang tergeletak begitu saja di atas kasur. Sementara televisi terletak di bawah lantai. Tampaknya sepupunya itu jarang menonton televisi karena melihat televisi tersebut begitu berdebu. Tak hanya itu, ia melihat ranjang sepupunya begitu besar untuk satu orang. Ranjang itu dilapisi sprei bergambar salah satu lambang klub sepak bola.

“Mas jodi sekarang udah kuliah yah?” tanya bayu usai menaruh barang bawaannya

“Iya nih... yasudah kamu duduk dulu gih di atas kasurku. Gak enak ngobrol masa sambil berdiri” jawab jodi yang duduk di kursi meja belajarnya

“Iya mas makasih” senyum bayu sambil duduk di ranjang.

“Kamu sendiri gimana sekolahnya? Bagus gak nilainya?” tanya jodi kepada sepupunya

“Bagus kok mas” jawab bayu singkat dengan berbohong, padahal anak itu mendapatkan nilai matematika yang kurang memuaskan

“Bagus deh kalau begitu. Biar nanti kalo udah gede kuliahnya bisa di tempat mas jodi” jodi memuji

“Memangnya mas jodi kuliah di mana?” tanya bayu heran

“Iya, mas jodi kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia” jawab jodi dengan berbangga hati

“Keren dong yaa mas” puji bayu kepada sepupunya

“Yasudah, kamu istirahat dulu gih... mau nonton televisi silahkan, mau main komputer silahkan, mau tidur juga boleh. Mas jodi mau keluar sebentar dulu yaa..” ucap jodi bangun dari kursinya

“Oke mas” balas bayu masih duduk di kasur sepupunya.


Sementara itu, di lantai bawah nia dan kakak perempuannya, mira sedang berbicara satu sama lain di atas sofa. Ibu dari bayu dan ibu dari jodi itu tampak serius ketika berbincang. Mata keduanya saling menatap. Posisi duduk kedua menyerong sambil berhadapann

“Kamu ada apa nia kok bisa kesini bawa barang bawaan banyak banget?” tanya mira, kakak nia, heran

“Aku mau numpang nginep di sini bolehkan, kak?” tanya nia berbalik belum menjawab pertanyaan sang kakak

“Boleh, boleh banget kok kamu nginep di rumah kakak. Lagipula rumah kakakkan sepi. Jadi, gak ada masalah. Tapi, kamu musti jawab dulu kenapa kamu bisa sampai mau nginep di sini?” tanya mira kembali

“Heemm.... mas haris kak... mas haris....” ucap nia mulai berkaca-kaca sambil mengingat-ngingat hal yang baru saja dilewatinya sambil memeluk sang kakak.

“Suamimu kenapa? Ayo cerita yang jelas” tanya mira penasaran sambil memeluk nia kembali

“Mas haris selingkuh kak... mas haris selingkuh dariku kak....aku melihat isi ponsel dia yang terdapat banyak sms dari selingkuhannya, pakai kata-kata sayang lagi kak” Nia bersedih

“kamu gak coba omongin baik-baik dulu sama suami kamu, kan kalo udah begini kasijhan anakmu nia?” mira menasehati sambil melepaskan dekapan nia

“Udah kok kak, udah. Tapi, memang gak ada itikad baik sama sekali kayaknya dari mas haris untuk mempertahankan rumah tangganya kak. Dia cuma lebih mikirin bayu kalo ketemu. Dia gak pernah nanya kabar aku selama aku pisah ruimah dengannya. Dia gak tanya aku tinggal dimana” nia menjelaskan panjang lebar dengan menitikkan air mata

“Hah? jadinya kamu udah pisah rumah selama ini? dari kapan? Terus kemarin-kemarin kamu tinggal di mana” tanya mira cukup terkejut karena dia kira adiknya itu baru pisah rumah.

Nia terdiam sejenak. Dia tidak mungkin menceritakan kalau selama ini dia tinggal menumpang dengan seorang lelaki paruh baya yang memberinya tumpangan sementara. Terlebih, dia juga tak mungkin menceritakan selama ini dia sudah ditiduri oleh lelaki yang memberinya tumpangan itu, termasuk lelaki yang pernah menidurinya yang lain.

“Emmm aku tinggal di rumah temenku kak. Tapi, aku mgerasa gak enak aja kalau terlalu berlama-lama di sana” nia berbohong kepada kakaknya.

“Heemmm oke yasudah. Sekarang kamu sama anak kamu untuk sementara tinggal di siini aja dulu. Tapi inget masalah rumah tangga kamu musti dikelarin secepatnya. Gak bisa didiemin terus nia...” mira mengingatkan

“iya kak akan aku selesaikan secepatnya” timpal nia

Ketika berduanya sedang bercakap-cakap, jodi turun dari lantai dua. Mira lantas melihat anaknya itu. Sementara jodi melihat sepertinya sang mama dan tantenya sedang terlibat dalam pembicaraan yang amat serius. Dia melihat sang tante matanya agak sembab seperti habis menangis.

“Eh, maaf, jodi ganggu yaa. Yaudah deh jodi balik ke atas lagi kali yaa” ucap jodi mencoba berbalik badan

“Jodi, enggak kok jod. Kamu memang mau kemana?” tanya sang mama melihat putranya dari jauh

“Jodi mau beli makanan di warung dekat sana maa, buat bayu” jawab jodi membalikkan badannya kembali menghadap sang mama.

“Yaudah sana beliiin” sahut sang mama kepada putranya

Mendengar respon sang mama, jodi melanjutkan tujuannya untuk keluar rumah, yakni membelikan sepupunya makanan.

Sementara itu, bayu di kamar sepupunya tampak kebingungan ingin melakukan apa. Padahal, ia dikasih kebebasan menggunakan peralatan yang dimiliki sepupunya di kamar itu. Ia terduduk terdiam sejenak di atas ranjang kamar itu. Ia malah berpikir bahwa ia sangat bersyukur kini ia berada di tempat yang aman untuk dirinya, khususnya mamanya. Ia tidak khawatir lagi mamanya bakal diganggu oleh pak broto. Kini ia sudah jauh dari tempat itu. Ketika sedang melamun sejenak, pandangan mata bayu terbersit ke arah laptop sepupunya. Ia lantas mengambil laptop tersebut dan mencoba menyalakannya. Kebetulan laptopnya menyala. Padahal, anak itu berpikir laptop sepupunya tersebut baterainya kosong atau sudah bocor sehingga memerlukan charger.

Bayu pun menunggu tampilan desktop dalam laptop sepupunya utuh. Setelah itu ia melihat-lihat isi laptop tersebut. Ada cukup banyak permainan. Namun, tak kalah banyaknya dokumen-dokumen tugas kampus sepupunya. Tentu, ia harus hati-hati kalo begini jadinya. Namun ketika asyik menggunakan laptop. Jodi, sepupu bayu, tiba-tiba masuk ke kamarnya dan,

“Ettss...etss...etsss jangan gunain laptopnya bayu!” sahut jodi buru-buru merampas laptopnya dari tangan bayu.

“Eh, iya? Maaf mas jodi...” jawab bayu

“Iyaa gapapa kok. Bukannya gak boleh yaa. Soalnya dalam laptop ini banyak file penting yang kalo hilang atau kehapus wahh bisa kacau” jodi menjelaskan kepada bayu

“Iya mass maaf sekali lagi, bayu gak tahu” bayu mencoba meminta maaf kembali

“Iya udah gapapa, gak usah dipikirin juga. Kalau kamu mau gunain internet atau main game, pakai komputer mas jodi aja” jodi menawarkan.

“Iya mas. nanti aja deh gunain komputernya. Aku mau tidur dulu ajaa. Lagipula, tadi aku bingung mau ngapain” ucap bayu mengambil posisi berbaring di ranjang

“Oke deh kalau mau kamu begitu. Mas jodi mau ngetik dulu yaa ” sahut jodi sambil memegang laptopnya.

Jodi mengambil posisi duduk di lantai bawah kamarnya sambil sibuk dengan laptopnya siang itu. Sementara bayu hendak tertidur untuk beristirahat sejenak sebelum memibicarakan bagaimana sekolahnya besok dengan sang mama. Keduanya pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing

Sementara di lantai bawah, nia dan kakaknya tidak terlihat lagi di ruang tamu. Keduanya sudah berada di kamar. Ya, kamar mira. Di sana keduanya tampak duduk bersama di atas ranjang. Nia memandangi kakaknya yang mengenakan hijab. Padahal, dulu kakaknya berpenampilan cukup seksi. Namun, entah apa yang membuat kakaknya memilih untuk berhijab. Nia terus memandangi sang kakak. Kakaknya sedang sibuk menggunakan ponselnya. Entah siapa yang dihubungi. Nia begitu kagum pada sang kakak. Ia bisa sendirian mengurusi buah hatinya sendiri ketika ditinggal mati suaminya. Wajar saja, mira menggunakan warisan sang suami untuk membuka usaha butik muslimah dan restoran. Dan, usahanya itu terbilang berhasil. Nia membandingkan dengan dirinya yang tak bisa apa-apa sekarang. Cukup lama sang kakak menelepon. Itu membuat nia memilih beristirahat sejenak di atas ranjang kakaknya.

Siang itu bayu dan mamanya beristirahat secara terpisah. Bayu tidur di kamar sepupunya. Sementara sang mama tidur di kamar di tantenya. Anak itu tertidur pulas hingga sore hari membuatnya terbangun begitu saja.

“Hoaaaheeeeeemmm......” bayu terbangun menguap melihat seisi kamar.

Anak itu tidak melihat sepupunya di kamar . Ia hanya melihat laptop sepupunya yang menyala dan ditinggalkan begitu saja. Bayu lekas ingin mematikan. Ia turun dari ranjangnya dan mencoba mematikan secara perlahan posisi laptop yang sedang screensaver. Namun, tiba-tiba ia terkejut ketika melihat layar laptop yang sudah pulih kembali menampilkan sesuatu yang membuatnya amat terkaget. Karena panik dengan yang ia lihat dan khawatir sepupunya kembali, ia buru-buru saja tinggalkan laptopnya di lantai dan kembali naik ke ranjang dengan posisi berbaring kembali. Lama ia menunggu sang sepupu yang belum balik ke kamar. Itu membuatnya amat penasaran dengan isi laptop sang sepupu setelah melihat sesuatu yang mengejutkannya barusan. Karena dihantui rasa penasaran, ia mencoba turun dari ranjangnya. Namun,

“Eh, bayu udah bangun?” sapa jodi yang membuka pintu kamar

Bayu cukup kaget dengan sapaan sepupunya, “Eh, mas jodi? Iya nih mas aku baru bangun”

Ketika melihat bayu terbangun, jodi lantas menutup laptopnya begitu saja dan memegangnya. Bayu memperhatikan hal tersebut. Justru itu membuatnya makin penasaran. Tak ingin berlama-lama di kamar sepupunya, ia mencoba ke lantai bawah seraya menemui sang mama. Ia keluar kamar sang sepupu dan menuruni tangga. Sesampai di bawah, ia bingung dimana posisi mamanya sekarang karena setahu dirinya ia terakhir kali melihat sang mama di ruang tamu. Ketika dalam posisi bingung itu, tante miranya menyapanya.

“Bayu nyari apa? nyari mamanya yaa? Mamanya ada di kamar tante tuh...” ucap tante mira kepada bayu.

Bayu tak sempat membalas jawaban sang tante. Ia terkejut melihat tantenya... anak itu terdiam mematung....

Bersambung...

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian