Sabtu, 11 Maret 2017

Cerita Eksibisionis Wiwit : Pengakuan Wiwit 3

Batang kemaluannya langsung bergesekan dengan seluruh sisi vaginaku. Rasanya keintiman ini akan mencapai puncaknya dengan cepat, tapi ada baiknya juga. Aku sudah sangat terangsang, dan kemaluan anakku pun sudah sangat keras. Getaran tubuhnya sungguh terasa, nafasnya terengah-engah. Aku meraih pantatnya dan melingkarkan kakiku di sana sambil merengkuhnya agar lebih rapat dengan tubuhku . Saat ia menyentuh bagian bawah vagina saya , saya menatap matanya dan ia tidak bergerak . Dia mengecuku lagi begitu bersemangat dan kemudian kemaluannya mulai bergerak keluar-masuk masuk dari vaginaku.

Aku mulai mengerang keras " Oh ... ah ... " ketika klimaksku kian mendekat dengan cepat. Aku belum pernah mengalami orgasme begitu cepat seumur hidupku hinggga bersetubuh dengan anak kandungku.

Gerakannya semakin cepat dan semakin cepat. Kemaluannya sibuk keluar-masuk tanpa henti.

" Oh ... Mul ... Mama mau sampai, jangan berhenti ... "

Dia menatap mataku dengan penuh gairah saat aku mencapai orgasme dan kemudian mendesah keras : " Ma, Mul sayang Mama, Mul juga sampai. Biar di dalam ya ... "

Orgasme kami berlangsung bersamaan, ia menyemburkan muncratan air maninya beberapa kali, menambah kenikmatan orgasme di vaginaku. Selanjutnya, batang kemaluannya yang masih keras, meski baru saja memuncratkan air mani, terus bergerak keluar-masuk vaginaku. Bibirnya melekat di bibirku sambil kemaluannya terus bergerak di vagina. Aku tak mengerti bagaimana ia bisa tetap keras setelah orgasme. Tapi, itulah yang terjadi dan aku menyukainya. Pergesekan batang kemaluannya dengan vaginaku menciptakan percikan suara yang membawaku ke orgasme kedua.

" Ah ... ah ... " aku mengerang keras di mulutnya pada puncak orgasme kedua . Lalu ia mulai memuncratkan semburan air maninya lagi dengan sangat keras . Setelah itu ia sedikit rileks, batang kemaluannya masih di dalam vaginaku dan bibirnya mengecupku berulang-ulang. Dia berguling ke samping dan kakiku terus melingkari tubuhnya sehingga kemaluannya tetap berada dalam diriku . Aku tidak ingin batang kemaluannya terlepas karena tak tahu apakah ini masih bisa terulang lagi. Aku sudah mencapai orgasme dan ingin meraihnya sebanyak mungkin. Harus kuakui, bukan hanya aku yang inginn mewujudkan mimpi anak kandungku bersetubuh dengan ibunya, melainkan aku menginginkannya juga, bahkan khawatir tak lagi memiliki kesempatan yang sama di kemudian hari. Sambil membatin, aku merasakan tangan anakku mengusap lembut payudaraku.

Tangan kokoh itu menjelajahi payudaraku, sedangkan matanya menatap kedua belah buah dada seolah-olah takut kehilangan. Karuan saja putingku mengeras oleh sentuhan itu, mulutku mulai mendesah lagi meskipun saya baru saja mengalami orgasme. Kami tidak mengucapkan sepatah kata pun, namun ku pikir belum ada yang menginginkan keintiman ini berakhir. Dia meraih payudara kananku dan menariknya dengan lembut ke arah bibirnya yang menuju puting. Sentuhannya membuatku terpejam dan menggelinjang. Bibirnya lembut mengisap putingku, perlahan-lahan dan secara bertahap semakin cepat. Ia melakukan hal serupa pada payudara lain dan kemudian kembali ke yang pertama ...

Ku rasakan juga kemaluannya mulai mengeras lagi dalam vaginaku yang agaknya masih dahaga! Aku hampir tak percaya namun kagum oleh batang kemaluan anakku yang segera menegang lagi, dan juga heran merasakan birahiku yang juga ikut meninggi meski baru saja mencapai orgasme. Dia merngsang vaginaku dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di tahun-tahun aku lebih muda dengan suamiku Aku belum pernah melakukan begitu banyak dan begitu cepat setelah klimaks.

Batang kemaluannya yang membesar, sentuhan bibir, dan gerakan lidahnya membangkitkan naluri terliarku. Segera saja kami bersetubuh kembali. Dia mengisap putingku saya penisnya menyelami lubang vaginaku kuat-kuat dengan kecepatan yang sama. Kakiku menekan ketat di sekitar pantatnya dan memandu kemaluannya agar lebih jauh menyelami vaginaku yang basah kuyup oleh sperma bercampur cairanku sendiri. Tubuh anakku mulai berkeringat dan segera saja selangkangan kami saling melekat satu sama lain. Aku tak sanggup bertahan lagi. " Oh ... Mul ... Mul buat apa sama Mama. Mama sayang Mul, Mama mau sampai lagi ... "

Orgasme itu begitu kuat dan vaginaku menjepit kemaluannya dengan ketat sementara aku mengerang . Aku merasa ejakulasi vaginaku di kemaluannya . Dia telah menemukan G spot-ku. Beberapa detik setelah itu ia menyemprotkan spermanya lagi di dalam vaginaku. Dia menciumku saat melepaskan semburan terakhirnya. Tubuh kami melekat satu sama lain, sama-sama basah oleh nafsu dan keringat kami . Aku menatap matanya dan menyeka keringatnya di dahinya . aku benar-benar menyadari apa yang telah kulakukan . aku telah berbuat tak senonoh dengan anakku, sama seperti dia kepada ibunya. Namun aku mencintainya. Aku telah takluk oleh darah-dagingku sendiri dan tidak menyesal dengan apa yang terjadi!

"Ma ... " ia jeda sejenak dan menatapku dalam-dalam, " Aku sayang Mama ... "

" Mama juga sayang sama Mul... "

" Bukan Ma ... Maksud Mul, Mul jatuh cinta sama Mama ... "

Semua telah terjadi. Aku tak akan pernah melupakan perasaan puas yang mendalam di wajah anakku ketika menyemprotkan spermanya berkali-kali di dalam vaginaku. Satu-stunya kekhawatiranku, kami bersetubuh polos tanpa pencegah kehamilan, sementara seks dengan suamiku amat sangat jarang.

TAMAT ??

from Cerita Cewek Biru | Cerita Cewek Eksibisionis dan Suka Pamer Keseksian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar